Banjir Rendam Rumah Warga

Banjir Rendam Rumah Warga

BAKAUHENI – Hujan deras yang mengguyur wilayah Bakauheni sejak siang sampai malam hari, Rabu (29/3) kemarin mengakibatkan banjir dan menggenangi rumah warga di Dusun Kenyayan Bawah, Desa Bakauheni. Banjir setinggi lutut orang dewasa itu menggenangi rumah milik Udin Saputra (40) dan Eti Sukaesih (45). Untuk sementara, pemilik rumah terpaksa mengungsi dirumah kerabatnya yang tak terkena banjir. Bencana banjir ini langsung mendapat perhatian dari Pemerintah Kecamatan Bakauheni. Camat Bakauheni Ariswandi, SH, MH bersama Kepala Desa Bakauheni Sahroni langsung turun kelokasi banjir. Mewakili Pemkab Lamsel, Camat Bakauheni dan Kepala Desa mencarikan solusi untuk mengatasi banjir yang menimpa warganya. Ariswandi mengatakan, lokasi yang tergenang banjir sudah menjadi langganan banjir sejak dibangun jalan tol. Sebab, selain lokasinya rendah, tidak adanya saluran pembuangan air sejak pembangunan jalan tol berlangsung. “Lokasi banjir ini tempatnya rendah dan tidak ada saluran pembuangan air. Air datangnya dari atas timbunan pembangunan jalan tol dan menggenangi rumah warga. Saluran pembuangan air sudah ditimbun karena pembangunan jalan tol,” kata Ariswandi saat meninjau lokasi banjir, kemarin. Menurut Ariswandi, ada sekitar 8 rumah termasuk dua rumah yang tergenang banjir merupakan garis pembangunan jalan tol. Namun sampai saat ini proses ganti rugi terhadap lahan, bangunan dan tanam tumbuh masih berlangsung. “Pemilik rumah lainnya sudah mendapat ganti rugi. Sedangkan sekitar delapan rumah lagi masih dalam proses ganti rugi,” terangnya. Untuk meringankan beban warga korban banjir, pemerintah kecamatan memberikan bantuan. Selain itu, sesuai intruksi Bupati Lampung Selatan Dr. H. Zainudin Hasan, M.Hum, pemerintah kecamatan mencarikan solusi untuk mengatasi banjir yang sering melanda warga setempat. “Kami langsung memanggil pihak perusahaan yang membangun jalan tol dan membicarakan bersama pemilik rumah untuk mencari solusinya. Hasilnya, pihak perusahaan menyepakati untuk menyiapkan mesin alkon penyedot air berikut BBM-nya. Mesin itu akan dipakai untuk menyedot air jika terjadi banjir lagi,” tutur Ariswandi. “Kami juga meminta kepada pihak perusahaan agar membantu masyarakat sekitar lokasi pembangunan jalan tol. Tidak hanya mereka yang terkena banjir tapi warga lainnya juga,” kata Ariswandi didampingi Kepala Desa Bakauheni Sahroni. Sementara Udin Saputra, korban banjir mengatakan, hujan terjadi sejak siang sampai malam hari. Menurutnya, air dari atas timbunan jalan tol menggenangi rumahnya karena tidak adanya saluran pembuangan air. “Memang tempat rumah saya ini lokasinya dibawah lokasi pembangunan jalan tol. Jadi air langsung turun ke bawah dan menggenangi rumah saya. Sedangkan saluran pembuangan air tidak ada lagi,” katanya. Udin Saputra mengakui jika lokasi rumahnya masuk kedalam garis pembangunan jalan tol trans sumatera. Ia mengakui sampai saat ini pihaknya masih mengurus proses ganti rugi. “Satu-satunya jalan untuk mengatasi banjir ini adalah menyedot air dengan menggunakan mesin alkon,” katanya.(man)

Sumber: