305 Hektar Padi Terendam Banjir

305 Hektar Padi Terendam Banjir

PALAS – Keresahan petani akan ancaman banjir terbukti. Ratusan hektar padi disejumlah kecamatan terendam banjir, Jum’at (1/4). Curah hujan yang tinggi membuat debit air di Waypisang Kecamatan Palas meluap. Sementara di Kecamatan Candipuro debit air Waykatibung menjebol tanggul penahan air di Desa Sinarpasemah. Akibatnya ratusan hektar lahan pertanian yang segera panen itu terencam. Berdasarkan data yang dihimpun Radar Lamsel, di Kecamatan Palas ada 105 hektar lahan terendam. Rinciannya 35 hektar di Desa Sukaraja, Sukabhakti 50 hektar dan Pematang Baru 20 hektar. Sedangkan di Kecamatan Candipuro seluas 200 hektar di Desa Sinarpasemah. Padi yang terendam rata-rata sudah berumur 95 hari terancam membusuk dan gagal panen. Selain merendam areal pertanian sawah, banjir juga merendam 10 hektar perkebunan coklat milik warga yang dekat dengan aliran sungai Way Pisang. Hingga Minggu (3/4) kemarin, banjir belum surut. Banjir masih merendam areal pertanian sawah setinggi pinggang orang dewasa. Sementara di perkebunan cokelat, air masih menggenang setinggi lutut orang dewasa. Luapan air sungai Way Pisang akibat banyaknya sampah kayu menumpuk disepanjang 200 meter disaluran sungai. Penyebab lainnya, sungai Way Pisang juga mengalami pendangkalan (sendimentasi). Anggota Komisi B DPRD Lamsel Bowo Edi Anggoro yang terjun kelapangan mangaku mendapat laporan dari warga yang kebun cokelat dan tanaman padinya terendam banjir. Menurutnya, meluapnya sungai Way Pisang sampai merendam ratusan hektar padi dan puluhan hektar kebun coklat itu penyebabnya disepanjang 200 meter aliaran sungai Way Pisang terdapat banyaknya sampah kayu menumpuk dan pendangkalan. “Meluapnya air sungai karena saluran sungai terhambat dengan banyaknya sampah kayu menumpuk disepanjang 200 meter aliran sungai,” kata Bowo Edi Anggoro, kemarin. Ketua DPD Fraksi PKS Lamsel itu juga mengatakan, dirinya segera akan menyampaikan musibah ini kepada DPRD Kabupaten Lamsel dan berkoordiansi kepada instansi terkait agar diambil langkah penanggulangan secepatnya. “Musibah ini akan kita sampaikan kepada DPRD Kabupaten Lamsel. Komisi B juga akan mengupayakan memberikan bantuan berupa benih padi kepada petani yang padinya terendam banjir. Komisi B juga akan berkoordinasi dengan Dinas PU untuk segera menurunkan alat berat guna mengangkut sampah kayu yang menumpuk dialiran sungai,” kata Bowo Edi Anggoro. Plt. Camat Palas Bibit Purwanto, S.P mengatakan, dirinya secepatnya akan berkoordinasi dengan instansi terkait dan melaporkan kejadian itu ke Pemkab Lamsel. “Saya sudah melihat kelokasi. Banyaknya sampah kayu yang menumpuk dialiran sungai sehingga sulit dilakukan secara manual. Saya akan melaporkan musibah ini ke Pemkab Lasmel agar segera diturunkan alat berat,” kata Bibit. Poktan Suka Maju di Desa Sukaraja Bani (56) mengatakan, sudah tiga hari tanaman padi seluas 35 hektar terendam banjir. Banjir terjadi dari limpasan air sungai Way Pisang yang tersumbat sampah kayu. “Saya dan anggota lainya mengalami kerugian jutaan rupiah karena padi sudah siap panen atau berumur 95 hari. Kalau terendam banjir cukup lama dipastikan buah padi menjadi membusuk. Saya berharap kepada pemerintah untuk segera menangulangi musibah banjir ini,” kata Bani. Camat Candipuro Affendi, SE mengatakan kejadian tersebut disebabkan tanggul yang tak mampu menahan debit air hingga jebol dan menggenangi sawah para petani yang berada di Desa Sinarpasmah. “Banjir ini memang banjir tahunan yang kerap terjadi apabila curah hujan tinggi. Keadaan tersebut diperparah dengan tanggul yang tidak kokoh,” ujar dia kepada Radar Lamsel melalui sambungan telepon. Saat banjir surut sambung dia, warga beramai-ramai bergotong royong menumpukkan tanggul karung untuk penahan air yang bersifat sementara. “Warga sudah mengadakan gotong royong sebagai upaya menaggulangi bangunan tanggul yang jebol, dengan menggunakan pasir dan karung,” katanya. Lebih lanjut Afendi menjelaskan, pihaknya akan mengajukan perbaikan kepada Dinas PU agar banjir yang melanda tidak terulang kembali. “Sudah kita ajukan kepada Dinas PU, agar ada perbaikan. Karena banjir ini kerap terjadi jika curah hujan tinggi,” kata dia. Pemerintah Kecamatan belum dapat memastikan berapa sawah yang mengalami gagal panen akibat banjir tersebut. “Untuk kerugian gagal panen belum bisa dipastikan,” katanya. (Cw2/Cw3/edw)

Sumber: