ASDP Bakauheni Didemo, Jalinsum Macet Mengular

ASDP Bakauheni Didemo, Jalinsum Macet Mengular

BAKAUHENI – Puluhan pengurus penyeberangan mendadak menggelar aksi demonstrasi didepan pintu masuk pelabuhan Bakauheni, Kamis (7/4) tadi malam. Mereka mendesak pihak pengelola pelabuhan Bakauheni mencabut kebijakan pemberlakuan tarif masuk yang diputuskan secara sepihak oleh pihak pelabuhan Bakauheni. “Pihak pelabuhan melakukan kebijakan sepihak. Kesepakan yang dibuatkan kan persoalan ini akan dibahas pada 14 April nanti. Mengapa hari ini sudah diberlakukan?,” tanya salah seorang pendemo tadi malam. Menurut para pengurus pihak Pelabuhan per pukul 14.30 WIB Kamis (7/4) kemarin telah memberlakukan tiket elektronik yang mengharuskan warga membayar setiap keluar masuk pelabuhan dengan besaran Rp11 ribu untuk kendaraan roda empat dan Rp4 ribu untuk kendaraan roda dua. Padahal keputusan itu rencananya akan dibahas pada 14 April mendatang. “Ini spontanitas. Karena mereka memberlakukan tiket masuk hari ini,” ungkap pendemo tadi. Aksi demo ini merupakan yang kedua kali. Sebelumnya para pengurus penyebrangan telah menggelar aksi demo pada Senin (4/4) malam awal pekan lalu. Para pengurus penyeberangan ini menilai penertiban masuknya sepeda motor akan menghambat kerja mereka dalam mengurus jasa penyeberangan truk. Selain itu, pemberlakuan tarif masuk pelabuhan itu juga membebankan masyarakat termasuk pada pengojek. Pantauan Radar Lamsel akibat aksi demonstrasi itu kendaraan yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni menuju Merak macet. Hingga berita ini diturunkan kemacetan sudah mengular hingga lima kilometer. Petugas keamanan harus kerja ekstra mengatur dan menampung sebagian kendaraan dikantong-kantong parkir di rumah makan sepanjang jalan lintas sumatera (Jalinsum). Bahkan, Wakapolres Lamsel Kompol Sastra Budi nampak sibuk mengatur kemacetan itu. Kepada Radar Lamsel tadi malam, Sastra mengaku akan berupaya untuk segera membubarkan aksi unjuk rasa. Pasalnya, jika tidak dilakukan akan menambah kemacetan kendaraan yang cukup panjang. \"Kita sedang berupaya. Jika dibiarkan akan melumpuhkan Jalinsum,” ungkap dia kepada Radar Lamsel. Pihaknya juga belum mengetahui persis apa yang menjadi tuntutan para pendemo. Ia berharap aksi demontrasi dapat segera mereda dan transportasi kembali lancar. Hingga pukul 21.15 WIB kemacetan kendaraan sudah sampai di Dusun Semampir, Desa Bakauheni. Apabila tidak bisa segera ditanggulangi, kemacetan akan terus mengular. Sebab, kendaraan dari arah Bandarlampung menuju Bakauheni semakin bertambah jam semakin berdatangan. Sementara itu, General Manager (GM) PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Eddy Hermawan mengatakan pemberlakuan parking sistem sesuai perintah direksi ASDP Pusat. Yakni, setiap kendaraan dikenakan tiket masuk Rp 10 ribu. Awalnya, ASDP bersama pengurus penyeberangan sudah penyepakati hasil musyawarah yakni satu pengurus cukup membeli sekali tiket masuk selama sehari. Tapi selang beberapa jam kemudian, pengurus lainnya menggelar demo depan pelabuhan. “Sampai saat ini pihak ASDP bertahan dengan kebijakan yang diperintah oleh direksi ASDP pusat,” kata dia kepada Radar Lamsel tadi malam. Terkait musyawarah 14 April, sambung Eddy, itu persoalan lain. Yakni membahas teknis tata tertib dalam pelabuhan dan penggunaan seragam bagi pengurus yang masuk dalam pelabuhan. Menurut dia, kebijakan parking sistem ini bertujuan untuk menertibkan areal dalam pelabuhan yang selama ini terkesan semeraut. \"Selama ini mereka (pengurus) keluar masuk gratis tanpa dipungut tarif masuk. Sistem ini seperti di mall atau supermarket,” pungkas dia. (man/idh)

Sumber: