Tanam Jeruk Mulai Digeluti Petani

TANJUNG SARI- Banyaknya persawahan di Desa Mulyosari, Kecamatan Tanjung Sari yang dialihkan menjadi perkebunan jeruk. Bahkan, banyak warga di Desa itu yang memanfaatkan halaman rumahnya untuk dijadikan perkebunan jeruk. Buah jeruk yang banyak ditanam oleh petani di Desa itu Mayoritas berjenis BW. Dari hasil pantauan Radar Lamsel, petani menjual jeruk jenis BW itu dengan harga Rp. 7000 hingga Rp. 8000 perkilogram. Sukamto(47) misalnya, petani jeruk BW di Desa Mulyosari bahkan rela mengubah perkebunan karet seluas satu hektar untuk dijadikan perkebunan jeruk. Namun, dia mengeluh karena buah jeruk yang belum pernah dipanen itu banyak yang mengalami pembusukan. \"Banyak yang pada pecah mas, saya baru menanam sekali ini. Belum pernah saya panen, usia pohon jeruknya sekitar dua tahun, panennya paling tidak kalau berusia tiga tahun,\" jelasnya kepada Radar Lamsel, di perkebunan jeruk miliknya, Kamis (5/3). Sukamto memaparkan, idealnya satu pohon jeruk dengan pohon lainnya itu ditanam dengan jarak empat hingga lima meter. Bahkan, dalam satu batang pohonnya dapat menghasilkan hingga 100 buah jeruk bahkan lebih. \"Kalau punya saya ini sebetulnya jarak antara satu pohon dengan pohon yang lain itu kejauhan. Kalau normal, sekali panen satu batang pohon itu bisa menghasilkan 25 kilogram kalau pohon itu normal,\" paparnya. Meski begitu, dia tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan pupuk guna memupuk tanaman jeruk miliknya tersebut. \"Kalau pupuk saya pakai NPK, untuk mendapatkannya tidak susah dan harganya juga standar,\" imbuhnya. Sayangnya, perkebunan jeruk miliknya jauh dari kediaman warga. Hal itu membuat Sukamto harus berjaga diperkebunan jeruk miliknya pada saat malam hari karena menurutnya di daerah perkebunan jeruk miliknya itu rawan pencurian. \"Kalau ini nanti sudah bisa dibuat jus bakal saya tunggu kalau malam. Waktu saya awal menanam jeruk ini juga pohon saya pernah hilang sebanyak 226 batang, itu ketika baru saya tanam sekitar tiga bulan,\" tutupnya.(cw1)
Sumber: