Kebijakan Pengaruhi Pengamatan Corona!

Kebijakan Pengaruhi Pengamatan Corona!

BAKAUHENI – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang menggelar pertemuan dengan stakeholder di Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (11/3/2020). Pertemuan yang digelar di ruang VIP ASDP Bakauheni itu membahas alat pendeteksi suhu tubuh atau thermal scanner. Karena sampai detik ini alat itu belum diaktifkan. Kepala KKP Kelas II Panjang, Marjunet, mengatakan untuk peningkatan pemantauan virus corona atau covid-19 ke wilayah Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni memang belum dilakukan secara ekstra. Pemantauan dilakukan seperti biasanya karena kondisinya masih normal. “Kenapa, karena memang untuk pemantauan di perlintasan antar daerah dalam negeri harus ada kebijakan dari pusat, dari menteri ya,” katanya saat diwawancarai awak media di Pos Pelayanan Kesehatan Wilker Bakauheni. Meski kondisinya demikian, bukan berrati KKP Kelas II Panjang tidak mengawasi. Marjunet mengatakan pihaknya tetap melakukan pengawasan dengan cara mengamati setiap penumpang yang datang. Jika menemukan penumpang yang sakit flu, demam, dan batuk, KKP akan melihat penyakitnya lebih lanjut. Pengawasan seperti inilah yang tengah dilakukan oleh KKP. “Jadi seperti itu, pengawasan masih normal. Tapi kalau seumpama ada instruksi dari pimpinan pusat bahwa penyeberangan negeri diwasi lebih ketat, atau penerbangan internasional maka kami yang selamani mengawasi bandara Radin Inten akan melakukan hal yang sama dengan yang di sini (Pelabuhan Bakauheni),” katanya. Pelabuhan Bakauheni mempunyai 7 dermaga, masing-masing dermaga mempunyai 3 pintu masuk penumpang. Dengan kondisi alam yang begitu terbuka, sehingga sangat menyulitkan KKP memasang unit thermal scanner. Marjunet menyebut secara teknis hal itu sulit dilakukan di pelabuhan. Sebab, pemasangan thermal scanner memerlukan tempat atau ruangan yang agak gelap. “Kayak di bandara, seperti itu. Jadi di pelabuhan kami lakukan pematauan setiap kapal datang. Kami imbau kaptennya jika ada penumpang yang sakit dengan gejala yang saya sebutkan tadi segera lapor. Sebelum berangkat (pemeriksaan) kemudian hubungi petugas kami,” katanya. Letak pemantauan KKP dilakukan terpusat di Pos Pelayanan Kesehatan Wilker Bakauheni, dan posko di dermaga eksekutif. Di sisi lain, petugas dari KKP secara mobile mendatangi dermaga-dermaga yang ada kapalnya. Berbeda dengan di Pelabuhan Panjang yang sudah dipersiapkan sesuai standar operasional prosedur (SOP) penanganan virus corona. Jika ada kapal yang datang dari mancanegara, pihak Pelabuhan Panjang akan memberitahu. Tugas KKP melihat data asal usul dari mana saja warga yang datang. Kalau ada pendatang dari luar negeri, KKP akan mengirim tim ke dermaga. Sebab, kapal yang datang tidak tidak boleh mendekati pelabuhan di jarak 4 mil. Kemudian petugas KKP melakukan pemeriksaan karantina kepada penumpang. “Jadi mereka enggak langsung datang ke dermaga. Tapi kita jemput mereka dari jarak itu. Kami sudah siapkan, sudah ada timnya. Kalau perkembangan penyakit ini di dalam negeri semakin merebak, kemudian kami ada instruksi meningkatkan pengawasan lebih ketat lagi. Maka kapal-kapal mereka harus kooperatif, harus betul-betul diperiksa selama dalam pelayaran,” katanya. Minimnya pemantauan di jalur penyebrangan Pelabuhan Bakauheni, sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona karena tidak difungsikannya alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner’red) mendapat sorotan dari Fraksi PKS DPRD Lamsel. Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Lamsel, Andi Apriyanto menilai, Dinas Kesehatan Lampung Selatan (Lamsel) kurang greget dalam menyikapi persoalan tersebut. Padahal, seluruh masyarakat sudah sangat khawatir akan penyebaran virus covid-19 ini mewabah. “Ya, Dinkes harus peka. Apalagi Pelabuhan Bakauheni menjadi akses keluar-masuk orang. Nanti langsung kita sonding Dinkes mempertanyakan persoalan ini,” ungkap Andi Aprianto melalui sambungan telepon, kemarin. Dia menambahkan, pemantauan ketat yang dilakukan pada akses masuk dan keluar daerah menjadi satu langkah tepat dalam mengantisipasi penyebaran virus tersebut. Jangan sampai, imbuhnya, jatuh korban baru melakukan tindakan. “Untuk apa kalau sudah terlambat. Lebih baik kan mencegah dari pada mengobati. Kalau sudah ada penularan di daerah tentu akan lebih sulit ditangkal,” imbuhnya. Pihaknya bersama dengan punggawa Komisi IV DPRD Lamsel yang membidangi maslahat kesehatan, bakal melakukan kroscek langsung ke kawasan Pelabuhan Bakauheni dalam waktu dekat. Hal itu dimaksudkan, untuk memastikan pemantauan yang dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. “Kami bakal turun langsung kesana (Pelabuhan Bakauheni’red). Selain perketat pemantauan, fasilitas kesehatan juga harus benar-benar disiapkan. Supaya jangan sampai wabah virus ini masuk kedaerah kita,” pungkasnya. (rnd)

Sumber: