’Amunisi’ tak Terduga Rp 3 M

’Amunisi’ tak Terduga Rp 3 M

KALIANDA - Pemkab Lampung Selatan masih menunggu regulasi dari pusat mengenai alokasi anggaran yang akan digunakan untuk dampak virus corona (covid-19). Namun, pihaknya memastikan pos anggaran tak terduga bisa digunakan untuk kejadian luar biasa seperti yang tengah terjadi saat ini. Kepala BPKAD Lamsel Dra. Intji Indriati mengatakan, Pemkab Lamsel pada tahun ini telah menganggarkan dana tak terduga yang nilainya mencapai Rp3.046.984.135,40. Anggaran ini, sangat dimungkinkan untuk dipergunakan dalam penanganan virus corona di kabupaten ini. “Ya, termasuk untuk kebutuhan tim gugus tugas yang tengah dibentuk ini. Tapi lebih lanjut kita tunggu arahan nya seperti apa. Tapi di undang-undang nya jelas bisa dikeluarkan untuk kepentingan tak terduga,” kata Intji usai rapat koordinasi pembentukan tim gugus tugas penanganan virus corona di Aula Dinkes Lamsel, Kamis (19/3) kemarin. Namun demikian, pihaknya belum bisa merincikan total anggaran yang akan dikucurkan untuk keperluan penanganan virus corona. Sebab, masih akan dibahas lebih lanjut melalui jajaran terkait. “Nanti dirapatkan lebih lanjut. Kalau memang anggaran ini tidak cukup kan masih ada anggaran dari pos lain. Semua bisa saja digunakan selagi ada regulasinya. Apalagi untuk keperluan yang sifatnya seperti ini,” tutupnya. Dibagian lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamsel mencatat sebanyak 56 warga masuk kategori orang dalam pantauan (ODP). Selain masyarakat yang datang dari luar negeri sebagai negara terpapar, kedatangan masyarakat dari daerah dalam negeri juga menjadi pantaunan jajarannya. “Dari jumlah itu, enam orang diantaranya adalah ODP Domestik. Mereka datang dari wilayah Kota Jakarta dan Bekasi yang menjadi daerah terpapar virus corona. Jadi, pengawasan memang lebih diperketat lagi. Mengingat makin bertambahnya penderita penyakit ini disejunlah daerah,” kata Kabid Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinkes Lamsel, Kristi Endarwati. Dia menjelaskan, secara keseluruhan jumlah ODP di Lamsel sebanyak 371orang dan sudah rampung menjalani fase pemantauan sebanyak 215 orang. “Jadi sisa yang masih menjalani pemantauan selama 14 hari 56 orang tadi,” pungkasnya. (idh)

Sumber: