Relasi Kepemimpinan dan Bonus Demografi ; Kesiapan
Radarlamsel.com-Jumlah penduduk Indonesia semakin tahunnya semakin bertambah dan diprediksi setiap tahunnya akan terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang dimiliki BPS, pada 2018 lalu jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Kemudian, pada 2024, angkanya berpotensi meningkat hingga 282 juta dan sekitar 317 juta jiwa pada 2045. Data BPS 2018, jumlah generasi millennial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun). Maka melihat data tersebut, jumlah populasi kalangan millennial (pemuda) tergolong banyak. Maka tidak heran pemuda dikatakan sebagai garda perubahan bangsa, maka inilah yang disebut sebagai bonus demografi. Bonus demografi secara sedrhana kita dapat pahami banyaknya usia produktif dibandingkan dengan usia non-produktif. Yang tentunya akan berpengaruh dalam pengembangan inovasi dan kreatifitas dalam mengahadapi perubahan zaman terutama dalam hal ekonomi. Melihat peluang besar ini menurut saya kita perlu dalam mengembangkan pemuda pemuda millennial dalam perkembangan ekonomi untuk mengejar ketertinggalan kita danm enjadi salah satu negara maju. Terbentuknya jiwa kewirausahaan dalam kepemimpinan merupakan salah satu cara untuk mampu mengahadapi tantangan bonus demografi ini.kita sudah memiliki modal utamaa yaitu banyaknya angkatan produktif yang siap akan pembangunan dan menjadi penguatan sumber daya manusia. Dewasa ini kita dihadapkan pada situasi perubahan secara cepat melalui perkembangan internet yang teruss berkembang. System ekonomi global dewasa ini telah membuat sekitar satu milyar dari 5,8 milyar penduduk dunia terintegritas melalui produk dan pasar. Kapasitas dan kompetensi mengatasi perubahan tersebut kini menjadi faktor pembeda antara kepemimpinan dengan manajemen. Dengan memperhatikan itu pula saya menyoroti perbedaan fundamental tersebut antara kepemimpinan dan manajemen terdahulu dapat diidentifikasi asas-asas kepemimpinan yang perlu mengacu dalam pengembangan kepemimpinan. Melihat perubahan yang semakin cepat maka diperlukan pemimpin yang mampu bertahan dan tetap kuat dalam menjalankan gagasan dan idenya dalam hal kewirausahaaan. Dalam menghadapi bonus demografi tantangan pemuda saat ini ialah mampu memiliki sumber daya manusia yang mampu bersaing, unggul, kompeten dan berintegritas. Bonus demografi ibarat pedang bermata dua, dimana disatu sisi mampu menjadi potensi namun disisi sebaliknya malah menjadi tantangan dalam sebuah negeri. Menjadi peluang apabila pemerintah mampu mempersiapkan dengan baik berupa lapangan pekerjaan agar membangkitkan ekonomi kreatif dikalangan pemuda. Setidaknya ada empat bidang yang perlu diperhatikan apabila menjadikan bonus demografi sebagai peluang. Pertama, melindungi penduduk yang sudah bekerja dan dapat terus bekerja. Kedua, memfasilitasi penduduk yang masih bekerja dan menunjang untuk memiliki daya kreatifitas yang tinggi. Ketiga, membuka kesempatan kerja agar angkatan baru kerja memperoleh dalam pekerjaan. Keempat menyiapkan angakatan kerja baru yang berkompotensi tinggi. Pada akhirnya ”Kesiapan” adalah kata kunci dalam menyikapi demografi yang ber-bonus. Bagaimana apa kamu siap???? .
Sumber: