Wujudkan Rajabasa Bebas Malaria dan DBD
RAJABASA – Upaya merealisasikan eliminasi penyakit malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Tahun 2020 mendatang, diwilayah Kecamatan Rajabasa terus dilakukan oleh Puskesmas Rawat Inap (PRI) Kecamatan Rajabasa. Selain dengan melakukan tindakan larvaciding dan fogging, pihaknya juga gencar melakukan berbagai sosialisasi diseluruh kalangan. Seperti halnya yang dilakukan pada, Rabu (13/4) kemarin, PRI Rajabasa menggelar penyuluhan juru pemantau jentik (jumantik) malaria dan DBD kepada 50 tenaga pendidik dan kepala sekolah dari 23 sekolah tingkat SD-SMP, di Aula PRI Rajabasa. Kepala PRI Rajabasa Syamsudin, SKM mengungkapkan, diberikannya penyuluhan kepada jajaran pendidikan ini dimaksudkan agar mereka mampu menerapkan dan mensosialisasikannya kepada warga sekolah. Sehingga, dilingkungan sekolah se-Rajabasa bebas dari jentik nyamuk malaria dan DBD. “Kita ingin mewujudkan Kecamatan Rajabasa bebas malaria dan DBD pada tahun 2020 mendatang. Penyuluhan dan berbagai tindakan yang telah dilakukan ini sebagai upaya kita,”kata Syamsudin disela kegiatan, kemarin. Setelah para tenaga pendidik meneruskan apa yang telah didapatkan dari penyuluhan tersebut, diharapkan para warga sekolah bisa menerapkan kebiasaan PHBS dilingkungan rumah. Sehingga, harapan mewujudkan Rajabasa bebas dari malaria dan DBD. “Daerah Kecamatan Rajabasa merupakan daerah endemik. Jadi, peran masyarakat sangat penting dalam rangka mewujudkan hal ini. Kami tidak pernah bosan untuk terus memberikan pemahaman atau sosialisasi di berbagai kegiatan. Mulai dari posyandu hingga melalui bidan-bidan desa,”tutupnya. Sementara itu, Camat Rajabasa Sabilal, SE yang membuka penyuluhan tersebut mengharapkan, para tenaga pendidik benar-benar serius dalam mengikuti kegiatan tersebut. Sebab, hal tersebut sangat penting demi terciptanya anak didik yang sehat. “Jangan sampai ada murid di sekolah tidak bisa masuk akibat terkena penyakit malaria dan DBD di sekolahan. Kita harus mewujudkan sekolah yang sehat dan bebas dari berbagai penyakit,”kata Sabilal. Terlebih, lanjutnya, Kecamatan Rajabasa menjadi salah satu kecamatan yang memiliki produk unggulan dibidang kepariwisataan. Jangan sampai akibat wabah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini menjadikan ‘momok’ bagi para wisatawan. “Kami juga terus melakukan berbagai upaya-upaya untuk mencegah penyakit ini dilingkungan pedesaan. Yakni dengan menggencarkan Jum’at bersih dan lain sebagainya,”pungkasnya. (idh)
Sumber: