Siap Tangani Gejala Covid-19 di Kapal

Siap Tangani Gejala Covid-19 di Kapal

BAKAUHENI - Skenario penanganan pasien yang mengalami gejala covid-19 di dalam kapal telah dirancang. Bahkan pihak KKP Kelas II Panjang telah mengumumkan kepada publik bahwa penanganannya akan dilakukan jika ada pasien yang memiliki gejala atau ciri-ciri yang dimiliki virus mematikan itu. Penanganan awal dimulai dari kapal yang berlayar dari Pelabuhan Merak. Jika ada penumpang kapal yang diduga memiliki gejala covid-19, nakhoda dan ABK akan mengisolasi penumpang tersebut di ruang khusus. Setelah kapal sandar di dermaga, nakhoda akan menghubungi petugas KKP yang bersiaga. Petugas kemudian memeriksa kesehatan beberapa penumpang yang melakukan kontak langsung dengan penumpang sakit. Sementara penumpang lain turun, kemudian langkah yang diambil petugas mengevakuasi penumpang sakit. Setelah itu dirujuk ke rumah sakit. Bukan hanya penumpang saja, kapal yang ditumpangi akan disterilkan dengan penyemprotan disinfektan. \"Iya, langsung kita terapkan. Kapanpun di kapal ditemui penumpang yang sakit seperti itu langsung kita evakuasi seperti (simulasi) kemarin,\" kata Kepala KKP Kelas II Panjang, R. Marjunet kepada Radar Lamsel, Minggu (29/3/2020). Mengenai keluhan Plt. Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto, yang menyentil KKP tidak serius menangani pencegahan di Pelabuhan Bakauheni, Marjunet menilai hal itu merupakan sesuatu yang wajar dilakukan. Sebagai kepala daerah, kata Marjunet, semangat Nanang Ermanto sangat tinggi dalam melindungi masyarakatnya. KKP pun mengapresiasi tindakan yang dilakukan Nanang. \"Tapi mohon dipahami juga, kami bekerja 24 jam. Kami sudah menyusun SOP terpadu di Pelabuhan Bakauheni, bagaimana mengantisipasi kesayangan penumpang dalam upaya pencegahan,\" katanya. KKP tengah berupaya menjaga penyebaran covid-19. Jangan sampai virus mematikan ini menyebar tak terkendali. Namun KKP tidak mungkin melakukan hal itu sendirian karena Pelabuhan Bakauheni memiliki 7 dermaga. Di mana masing-masing dermaga memiliki rata-rata 3 pintu keluar-masuk. Jadi SOP yang dibangun di Pelabuhan Bakauheni oleh KKP bersama ASDP, dan KSOP membuat penanganan terpadu. KKP, lanjut Marjunet, pasti memantau suhu penumpang pejalan kaki. Semua penumpang yang turun dari kapal tidak akan lolos dari perhatian KKP. Bagaimana dengan penumpang dalam kendaraan pribadi, Marjunet mengatakan KKP tidak punya waktu banyak untuk mengawasi suhu tubuh mereka. Apalagi supir fuso dan tronton. Marjunet mengatakan bahwa pihaknya siapa melakukan tugas tersebut. Namun dengan catatan kapal harus ditahan. \"Kami selesaikan dulu pemeriksaan suhu tubuh pejalan kaki. Sesudah itu penumpang kendaraan pribadi. Setelah selesai, kami periksa lagi supir fuso, tronton, damri, begitu? Berapa jam, tapi kami siap. Apapun yang diminta, kami siap,\" katanya. Tetapi perlu diingat, karakteristik Pelabuhan Bakauheni sangat berbeda dengan pelabuhan lain karena memiliki 7 dermaga. Karena hal itu, KKP melakukan pemeriksaan suhu tubuh secara terpadu. Marjunet mengatakan bahwa KKP mendorong PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni dalam menyiapkan bilik disinfektan untuk penumpang pejalan kaki. \"Mereka (ASDP) menyiapkan. Oke, nanti kami awasi secara teknis. Supaya jangan timbul hal yang membahayakan penumpang yang lewat. Kami terpadu kok. Kami mohon maaf kepada warga Lampung Selatan khususnya, insyaallah kami tetap komitmen dalam menjaga daerah kita dari penyebaran covid-19,\" katanya.   Sementara Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto bersyukur usai sidak ke Pelabuhan Bakauheni beberapa waktu lalu, ASDP tampak lebih siap mencegah corona. “Alhamdulillah juga, sejak kita sidak ke ASDP, pihak ASDP kini juga sudah lebih siap dalam upaya mencegahan wabah virus corona.Tadi mereka kirim foto ke saya. ASDP sudah bagus, kita juga jangan kendor,” kata Nanang saat Rakor dengan jajarannya belum lama ini. (rnd)

Sumber: