“Tolong Pak, Jalan Alternatif Diperbaiki”
PENENGAHAN – Masyarakat Desa Tetaan, Kecamatan Penengahan tak mau menyia-nyiakan agenda reses anggota DPR-RI H. Ahmad Muzani di desa setempat, Selasa (10/5). Ramai-ramai mereka mengeluhkan jalan provinsi yang melintasi desanya yang kondisinya kian memprihatinkan. Jalan tersebut merupakan jalan alternatif simpang Gayam – Ketapang yang melintasi banyak desa di Kecamatan Penengahan sampai Ketapang. “Tolong pak. Jalan alternatif ini benar-benar diperhatikan. Kondisi kerusakannya sudah sangat parah. Tolong benar-benar diperhatikan,” ungkap salah seorang warga Desa Tetaan. Mendapat keluhan itu, anggota DPRD Lampung asal Lampung Selatan Mikdar Ilyas langsung berkomentar. Menurut dia, jalan yang melintasi Desa Tetaan, Kecamatan Penengahan tahun ini akan diperbaiki. Namun, dia mengakui perbaikan tidak dilakukan secara menyeluruh karena keterbatasan anggaran. “Sudah saya cek tahun ini ada perbaikan. Tetapi tidak semuanya. Mudah-mudahan tahun depan dapat diperbaiki lagi,” ungkap Mikdar Ilyas yang hadir dalam reses dikediaman anggota DPRD Lamsel Al Mualimin itu. Tak hanya itu, Mikdar juga mengungkapkan sejumlah ruas jalan provinsi di Kabupaten Lampung Selatan akan mendapat perbaikan. Namun, perbaikan yang dilakukan diakuinya secara bertahap. “Karena banyak juga jalan di kabupaten/kota yang lain juga rusak. Sementara anggarannya terbatas,” ungkap dia. Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan, anggota DPRD Lampung asal Lamsel akan memperjuangkan aspirasi masyarakat Lamsel di provinsi Lampung. Utamanya dalam merealisasikan harapan-harapan pembangunan infrastruktur provinsi di wilayah kabupaten. “Termasuk ring road (jalan lingkar) gunung Rajabasa yang melintasi pesisir. Ini juga menjadi aspirasi yang dipesankan Bupati Lamsel Zainudin Hasan saat kami menggelar reses di Lamsel belum lama ini,” ungkap Mikdar. Tak hanya persoalan jalan. Persoalan pupuk juga menjadi keluhan masyarakat dalam reses anggota DPR-RI Ahmad Muzani yang digelar disejumlah titik yaitu Penengahan, Rajabasa dan Kalianda ini. Petani asal Desa Gayam dan Tetaan mengeluhkan ketersediaan pupuk yang diperlukan dalam proses penanaman padi. “Ada uangnya pupuknya tidak ada. Ada pupuknya, katanya bukan untuk petani Desa Tetaan. Kami serba salah,” ungkap warga. (edw)
Sumber: