Karena Cuaca Petani Jagung Beralih Menanam Padi

Karena Cuaca Petani Jagung Beralih Menanam Padi

WAY PANJI - Cuaca mendukung, sebagian petani jagung di Kecamatan Waypanji, mulai melakukan pembenahan jaringan dan pelebaran lahan pertanian menggunakan jasa ekskavator. Langkah pembenahan irigasi dan pelebaran lahan pertanian jagung menjadi sawah tersebut dilakukan, sebab para petani diwilayah itu, memprediksi curah hujan masih akan terus terjadi hingga tiga bulan mendatang. Sehingga sangat dimungkinkan bagi petani sekitar, untuk mempercepat olah lahan untuk beralih tanam, dari yang tadinya menanam jagung menjadi menanam padi untuk mendulang rupiah. Yanto (30) petani di Desa Sidomakmur mengatakan, langkah pembenahan jaringan irigasi dan perluasan lahan sawah tersebut dilakukan oleh para petani di desa itu, mengingat sektor pertanian  khususnya padi di wilayah itu sangat menjanjikan. \" Ya, mas para petani jagung di desa kami, saat ini banyak yang beralih menanam padi kembali. Bahkan para petani di sini rela mengeluarkan biaya besar untuk membenahi irigasi dan perluasan lahan sawah menggunakan jasa deco (ekskavator),\" kata Yanto kepada Radar Lamsel, dilokasi sawahnya, Sabtu (10/10). Dirinya menuturkan, latarbelakang banyaknya para petani jagung di desanya itu, kembali beralih menanam padi, didorong oleh semangat para petani sekitar, untuk mendulang rupiah. Sebab, para petani di desa itu menilai, menanam padi lebih menguntungkan ditengah belum beranjak stabilnya harga jagung ditingkat petani di wilayah itu. \" Kalo kita mau jujur harga padi itu umumnya cenderung stabil dan tentunya diatas harga jagung rata-rata. Dimana, per kilogram Gabah Kering Panen (GKP) padi ditingkat petani saat ini, normalnya mencapai Rp 4.600-4.700. Sedangkan untuk harga jagung basah ditingkat petani umumnya hanya berkisar Rp 2.500-3.000 perkilogramnya,\" tutur Yanto. Terlebih kata dia, di tahun ini para petani sekitar memprediksi, curah hujan akan terus terjadi hingga empat bulan mendatang. Sehingga, sangat di mungkinkan untuk mempercepat olah lahan pertanian, tanpa di bayang-bayangi kekhawatiran kekurangan pasokan air, saat melakukan aktivitas pertanian. \" Di bulan ini sampai akhir tahun, memasuki bulan penghujan. Berangkat dari hal ini, para petani semangat untuk menanam padi. Sebab cuaca mendukung. Ditambah menanam padi lebih menguntungkan,\" kata dia. Hal serupa pun dikatakan oleh Suaji (60) petani di Desa Sidoharjo kecamatan setempat. Dimana Suaji menjelaskan, untuk melakukan pembenahan jaringan irigasi dan pelebaran lahan. Dirinya, rela mengocek dana tinggi untuk biaya jasa ekskavator di 3.500 meter persegi lahan jagungnya, yang di benahi menjadi lahan sawah. \" Untuk biaya pembuatan irigasi dan pelebaran lahan, menggunakan jasa deco (Ekskavator), di 3.500 meter persegi lahan. saya mengeluarkan dana 25 juta rupiah,\" jelasnya. Suaji dan petani sekitar bukannya tanpa alasan mengeluarkan dana sebesar itu. Sebab, besar harapan petani di wilayah itu, akan berhasil melewati masa panen padi. Karena menurutnya, musim tanam padi tahun ini, masih akan terus ditopang oleh curah hujan yang cukup. \" Kami berharap musim tanam padi tahun ini, bisa dilewati dengan baik. Karena, didukung curah hujan yang cukup. Sehingga, petani bisa bernafas lega menikmati hasil panen dengan harga komoditi padi yang lebih menjanjikan,\" harap Suaji.(CW2)

Sumber: