Musim Kemarau, Harga Sayuran Melonjak

Musim Kemarau, Harga Sayuran Melonjak

SIDOMULYO – Menurunnya jumlah pasokan sayur-mayur di Pasar Sidomulyo dari agen, membuat harga salah satu kebutuhan pokok ini mengalami peningkatan yang cukup lumayan. Kenaikan harga yang cukup bervariasi ini, tentu membuat pedagang maupun pembeli hanya bisa pasrah. Dari data yang diperoleh Radar Lamsel, Selasa (27/10). Wortel tanpa daun yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 10 ribu perkilogram, kini dijual dengan harga Rp 17 ribu perkilogramnya. Sementara harga kol dari Rp 6 ribu perkilogram, menjadi Rp 10 ribu perkilogram. Hal sama juga terjadi pada tomat dan sawi yang naik Rp 2 ribu perkilogramnya. Siti (50) salah seorang pedagang sayuran mengaku, harga-harga sudah mulai terjadi kenaikan sejak sepekan terakhir. Meski naiknya secara bertahap, hal tersebut membuat sejumlah pembeli selalu mempertanyakannya. Namun, ia tetap memberi alasan agar pelanggannya tetap membeli daganganya. “Tidak hanya sayuran yang naik, tetapi bumbu dapur seperti bawang merah naik dari Rp 13 ribu perkilogram menjadi Rp 18 ribu perkilogram. Bawang putih dari Rp 18 ribu perkilogram menjadi Rp 22 ribu perkilogram dan cabe merah serta rawit dari Rp 10 ribu perkilogram menjadi Rp 12 ribu perkilogram,”kata Siti, Selasa (27/10). Hal sama dikatakan Ida (30) yang juga pedagang sayuran. Selama ini sayuran dipasok oleh agen dari Bandarlampung dan sayuran diambil dari Lampung Barat. Bahkan ada juga yang didatangkan dari Pulau Jawa seperti bawang merah. “Memang seperti ini keadaannya kalau musim kemarau, pasokan untuk sayuran selalu menurun. Sementara kebutuhan masyarakat masih cukup tinggi dan naiknya harga ini juga sedikit ada keluhan dari pembeli,”ujarnya. Sementara itu, Wardi (45) salah seorang pemasok sayuran di Pasar Sidomulyo mengaku, hasil pertanian dari Kecamatan Sidomulyo dan sekitarnya hanya berupa daun kangkung, bayam dan sawi. Sayuran tersebut didapat dari petani yang menanam sayuran di pekarangan rumah atau di sawah yang ada sumber airnya. “Kami mendapatkan dagangan dari petani yang mengirim barang ke rumah. Setelah itu, sayuran langsung saya jual ke pedagang di Pasar Sidomulyo untuk dijual kembali. Bahkan, mereka juga ada yang datang mengambil dagangan ke tempat kami,”kata Wardi. (gus)

Sumber: