Tahun Depan, Bayar Tagihan PDAM Bisa Online

Tahun Depan, Bayar Tagihan PDAM Bisa Online

KALIANDA - Tahun 2021 bakal menjadi tahun perubahan bagi PT. PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan. Di tahun tersebut pembayaran tagihan pelanggan bakal dimudahkan secara online. Pembayaran yang selama ini dilakukan dengan tunai akan berubah ke daring atau online. Pengecekan meteran di rumah-rumah pelanggan juga dilakukan dengan men-scanning melalui telepon pintar oleh karyawan PDAM. \"Scan melalui Android akan lebih efektif karena akurasinya lebih tinggi daripada mencatat,\" kata Direktur PDAM Tirta Jasa, H. Rudi Apriadi K.M, S.Sos, Selasa (3/11). Pembayaran online bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan. Apalagi di saat pandemi, tentu kebijakan tersebut akan sangat bermanfaat. Besar kemungkinan metode pembayaran ini bakal mulai diterapkan pada akhir tahun 2020, sekitar Desember nanti. PDAM sudah menjalin komunikasi dengan perusahaan retail ternama di Indonesia. Sama juga dengan bank-bank yang diajak kerja sama oleh PDAM. Selain membayar melalui toko retail, konsumen juga bisa menggunakan sarana lain dalam melakukan transaksi pembayaran online. \"Kalau ada yang mau bayar langsung ke sini (kantor) juga bisa. Transaksi online hanya mempermudah,\" kata Rudi. Di tahun 2021, rencananya Unit PDAM Branti juga bakal dijadikan sebagai Cabang PDAM Branti. Perubahan status ini terjadi karena jumlah konsumennya telah mencapai 1.000 lebih. Begitu pula dengan Unit Hajimena yang besar kemungkinan akan menjadi cabang, apabila jumlah konsumen yang saat ini sudah 600 bisa mencapai 1.000. Disisi lain, PT. PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan mengakui musim kemarau menjadi titik lemah mereka. Perusahaan pelat merah ini pun telah menemukan cara untuk mengatasi persoalan yang sudah mengakar selama ini. Tahun 2021 mendatang, PT. PDAM akan memproyeksikan sumur bor di dua wilayah. Pertama untuk kebutuhan di wilayah kantor cabang PDAM Bakauheni, kedua untuk unit PDAM Sidomulyo. Pasokan air lebih di sini sangat dibutuhkan. Pasalnya, sambungan rumah (SR) di wilayah pertama telah mencapai jumlah konsumen 1.000 lebih. Sementara sumur bor di wilayah terakhir untuk menambah jumlah konsumen. \"Supaya kami bisa memaksimalkan pelayanan juga,\" kata Rudi  kepada Radar Lamsel. Selain kebutuhan konsumen, lanjut Rudi, pihaknya juga tidak ingin kehilangan momentum untuk menyuplai kabutuhan air di pelabuhan Bakauheni saat musim kemarau. Skemanya, sumur bor yang dibangun nanti akan memenuhi kebutuhan kapal di saat musim kemarau karena debit air di sumur sebelumnya telah berkurang. \"Jadi kapal tidak mengisi air di pelabuhan Merak. Bahasanya kalau kita menyerah, mereka (pihak pelabuhan) yang mengisi. Itu sudah sesuai kesepakatan,\" katanya. (rnd)

Sumber: