Ketan Anjlok, Kalah dari Harga Beras
PALAS – Harga gabah ketan dalam dua musim panen terakhir merosot tajam, akibat pandemi Covid-19. Bahkan pada musim panen gadu saat ini harga jual ketan di tingkat petani jauh dibawah harga jual padi. Gapur (39) salah satu petani Desa Palas Pasemah mengatakan, selama dua musim panen tahun ini harga juga ketan terus mengalami penurunan. Bahkan harga ketan jauh dibawah harga jual padi. “Biasanya pada musim panen gadu, harga gabah akan melejit. Harga jual ketan selalu diatas harga padi, tapi saat ini harga jualnya justru jatuh di bawah harga padi,” ujar Gapur memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Rabu (4/11) kemarin. Gapur menjelaskan, sebelum adanya pandemi Covid-19 harga gabah ketan di tingkat petani masih diangka Rp 5.000 per kilogramnya. Namun saat ini harga jual gabah ketan jatuh diangka Rp 3.600 per kilogramnya. Sementara harga beras saat ini di angkat Rp 4.200 per kilogramnya. “Walaupun hasil panennya sama dengan padi, namun itungannya petani yang menanam ketan mengalami kerugian. Karena minat pembeli ketani ikut menurun akibat Covid-19,” terangnya. Hal senada juga diutarakan oleh Edi Alfian, salah satu pengusaha padi ini menuturkan, merosotnya harga jual gabah akbiat pandemi Covid-19. Sehingga mengakibatkan penggunaan ketan yang kerap dijadikan bahan olahan kue ini juga menurun drastis. “Sampai saat ini ketan belum bisa dijual, masih di stok di pabrik. Karena sampai saat permitaan ketan ini sangat menurun. Biasnya kita menjual ketan yang diangka Rp 10.000 tapi sekarang hanya Rp 8.000,” terangnya. Padahal kata Edi, presentasi penanaman ketan di Kecamatan Palas cukup tinggi, dari 5.500 hektar, sekitar 800 hektar lahan persawahan ditamani ketan oleh petani. Ia juga mengharapkan, merosotnya harga jual gabah ini dapat menjadi perhatian pemerintah. “Sekitar 15 persen lahan yang ditanami ketan, harapan kami merosotnya harga ketan ini jadi perhatian pemerintah. Bulog juga diharapkan tak hanya membeli beras saja, namun juga memberi ketan agar bisa membantu petani,” harapnya. (vid)
Sumber: