Omzet Perhotelan Merangkak Naik
KALIANDA - Setelah berbulan-bulan sempat layu, akhirnya usaha perhotelan di wilayah Kalianda kembali segar. Periode Oktober-November 2020 kedatangan pengunjung sudah mencapai angka 70-75 persen. Peningkatan yang cukup fantastis jika dibandingkan pada masa kemunculan Covid-19. Sangat jauh jika dibandingkan pada Maret 2020 lalu, persentase usaha perhotelan sangat anjlok. Bahkan di bulan-bulan berikutnya hotel-hotel di Kalianda ibarat rumah tak berpenghuni. Untuk meminimalisir kerugian, ada beberapa hotel yang terpaksa menutup sementara usahanya. Salah satunya Grand Elty Krakatoa. General Manager Grand Elty Krakatoa, Yundi Nayadilaga, mengatakan bahwa selama ini banyak pengunjung Grand Elty yang berasal dari luar kota. Bahkan rata-rata memang berasal dari luar Kabupaten Lampung Selatan. Seiring dengan sepinya pengunjung atau tamu, kondisi itu sangat mempengaruhi omzet. Namun Yundi memahami kondisi yang ada saat ini. Tetapi sekarang kondisinya perlahan membaik. Kunjungan tamu sejauh ini mengalami peningkatan. Yundi mengatakan dari 76 kamar yang tersedia di Elty, baru 60 kamar yang sudah dioperasionalkan. Yundi mengaku belum bisa sepenuhnya memaksimalkan kedatangan pengunjung. “Karena belum ada rapat-rapat, kunjungan juga masih dibatasi,” katanya saat dihubungi Radar Lamsel, Selasa (10/11/2020). Lebih lanjut, Yundi mengatakan sementara ini pihaknya belum mau melakukan spekulasi supaya penginapan mencapai 100 persen lagi. Apakah target tersebut akan dicapai setelah manajemen Grand Elty menunggu masa pandemi berakhir, atau mereka sudah memiliki cara sendiri utnuk mencapai hasil yang maksimal. “Prinsipnya kita menunggu semua stabil, serta mengawasi protokol kesehatan agar dapat diterapkan dengan baik,” katanya. Kondisi penurunan jumlah pengunjung tersebut turut diamini oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Lampung Selatan, Zulfikar. Dia mengatakan jika kondisi seperti itu berlangsung lama, tak menutup kemungkinan bakal banyak pengusaha ambruk dan gulung tikar. “Hampir 80 persen, hotel dan restauran di Lamsel mengalami penurunan omzet. Bukan berarti gulung tikar, tapi tidak menutup kemungkinan jika persoalan ini berkepanjangan,” katanya. (rnd)
Sumber: