Petani Kecewa Terima Ayam Sakit PT. MMK
Disnakeswan Tuding Virus dari Kandang Penerima
SRAGI – Pengembangan ternak non ruminansia yang dilakasnakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan dengan tujuan pemenuhan pangan asal ternak, jauh panggang dari api. Sebab, belum apa-apa 222 ekor bantuan ayam buras (Bukan ras) jenis joper yang di distribusikan di Desa Margajasa Kecamatan Sragi pada 6 November lalu, kini hanya tersisa sekitar 50 ekor yang masih bertahan hidup. Kematian ayam proyekan tersebut dipercayai bukan disebabkan oleh stres atau pengaruh perubahan cuaca yang ekstrim. Petani penerima ayam-ayam proyekan PT. Melayu Muda Konstruksi sebagai rekanan menilai, ayam yang diberikan kepada kelompok tani sudah membawa penyakit ketika sampai ke tangan mereka. Kekecewaan masyarakat atas bantuan tersebut semakin menguat dalam tiga hari terakhir. Sebab, tak hanya ayam bantuan itu saja yang terus mengalami kematian, unggas peliharaan seperti ayam kampung milik petani juga ikut mati. Diyakini terpapar penyakit ayam proyekan itu. Jahudin (50) salah satu anggota Kelompok Ternak Naga Sari penerima bantuan tersebut mengaku, kecewa dengan bantuan ayam dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan itu. Jangankan untuk dikembangkan, dalam kurun waktu satu pekan lima ekor ayam joper yang diterimanya kini sudah habis. “Kecewa kita, Mas. Ayam diberikan begitu saja tanpa kita diberitahu bagaimana cara penanganannya. Sudah itu ayam yang kita terima ayam sakit. Punya saya lima ekor itu sudah habis,” ujar Jahudin memberikan keterangan kepada Radar Lamsel Minggu (15/11) kemarin. Kekecewaan Jahudin semakin bertambah, ketika ayam kampung miliknya juga ikut mengalami kematian. Dalam tiga hari terakhir lima ekor ayam miliknya diluar dari bantuan, turut mati lantaran tertular penyakit dari ayam proyekan tersebut. “Kalau ayam bantuan ini mati karena stres, enggak mungukin ayam kampung saya ikut mati. Ayam bantuan ini memang sudah membawa penyakit lalu diberikan kepada peternak, sampai saat ini sudah lima ekor ayam kampung saya yang mati,” terangnya. Hal tersebut juga diamini oleh Ketua Kelompok Naga Sari Rudi Setiawan. Ia menjelaskan dari 222 ekor ayam joper yang diterima kelompoknya kini hanya tersisa sekitar 50 ekor. “222 ekor ayam ini kita bagikan kepada 25 anggota kelompok. Sampai saat ini masih ada saja yang mati,” ucapnya. Berbeda dari pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan yang menyimpulkan kematian ayam joper tersebut disebabkan oleh stres dan perubahan cuaca ekstrim yang mengakibatkan penurunan kesehatan. Rudi perpendapat bawha ayam bantuan tersebut diberikan kepada kelompok tani memang sudah memawa penyakit. Itu terbukti ketika ayam kampung milik anggota kelompoknya juga ikut mengalami kematian lantara tertular penyakit. “Awalanya kita senang mas, terima bantuan. Tapi kalau begini jangan untuk dikembangkan, ayam kampung yang sudah jadi modal peternak juga ikutan mati ketularan penyakit. Enggak cuma ayam saja, mentok juga ikut ketularan. Sampai saat ini saya masih mendata berapa ayam kampung warga yang mati,” ungkapnya. Rudi juga mengharapkan, pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat memantau langsung apa yang dialami anggota kelompoknya saat ini. “Kemarin ada yang datang, tapi cuma minta tanda tangan peryataan saja. Tapi kami harapkan selanjutnya bisa datang langsung ke kandang, supaya melihat langsung apa sebenarnya yang terjadi,” pungkasnya. Sementara, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak dan Keswan) Kabupaten Lampung Selatan, mengklaim kematian unggas bantuan akibat virus yang terdapat pada kandang penerima. Namun, pihaknya bakal mendesak penyedia untuk segera mengganti secara keseluruhan hewan yang mati tersebut. Sekretaris Disnak dan Keswan Lamsel, Nur Emilia Husni memastikan, seluruh unggas bantuan yang disalurkan telah di karantina selama 12 hari sebelum dibagikan kepada penerima. Hal itu dilakukan guna menjamin unggas tersebut sehat dan layak. \"Jadi, hewan itu diberikan kepada masyarakat dalam kondisi sehat dan baik. Karena kami juga tidak ingin dibelakang hari menjadi persoalan seperti sekarang ini. Semua sudah dipastikan bebas AI. Sangat sehat ketika dibagikan kepada masyarakat,\" ungkap Nur Emilia Husni kepada Radar Lamsel via telepon, Minggu (15/11) kemarin. Pihaknya mensinyalir, penyebab kematian hewan ternak bantuan itu terserang virus yang terdapat di kandang penerima. \"Kita berani jamin semua sehat pada saat dibagikan. Kemungkinan besar dari kandang masing-masing penerima penyebab kematiannya,\" imbuhnya. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan kapan penyedia bakal mengganti hewan tersebut. Terlebih, hewan ternak bantuan itu masih 100 persen tanggungjawab pihak penyedia. \"Semua akan diganti penuh. Nanti akan kita minta langsung diganti secara keseluruhan setelah semua di inventarisir. Sekarang ini kan baru bantuan yang tahap I, masih ada tahapan berikutnya. Dan kami pastikan sebelum dibagikan akan melalui tahapan karantina dulu demi menjamin kesehatannya,\" pubgkasnya. Berbeda dengan di Sragi atau Palas, di Kecamatan Way Sulan ayam bantuan tak kunjung diterima, anggota Kelompok Tani (Poktan) berasal dari empat Kecamatan yakni, Waypanji, Sidomulyo, Candipuro dan Waysulan, yang terdata sebagai penerima program, mempertanyakan keberadaan bantuan tersebut. Poktan Karyatani Makmur Desa Rawaselapan Walyono (45) mengatakan, pengusulan program bantuan ayam bagi para petani pada akhir tahun 2019 lalu sudah di susun dan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. “ Ya pak, di akhir tahun 2019 lalu, proposal usulan bantuan ayam sudah kami susun dan diserahkan kepada pemerintah daerah melalui PPL setempat,” kata Walyono kepada Radar Lamsel, Minggu (15/11). Namun kata dia, hingga hari ini realisasi program bantuan ayam tak kunjung diterima. Meski ia berujar, belum lama ini, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) meyakinkan mereka, bahwa proposal usulan bantuan ayam sudah diterima oleh Pemkab Lamsel. Dan rencananya pendistribusian ayam bantuan bagi petani tidak lama lagi akan segera direalisasikan. “ Menurut informasi dari PPL, proposal usulan bantuan ayam sudah masuk ke Pemkab Lamsel. Jika sesuai jadwal rencananya, pendistribusia akan segera dilaksanakan. Tapi hingga hari ini, bantuan yang dijanjikan tidak kunjung datang,” ucapnya. Ia dan anggota Poktan Karyatani Makmur lainya mengatakan,bila memang program bantuan ayam bagi para petani itu ada, mereka berharap dapat segera di gelontorkan. Mengingat sambungnya, hal ini menjadi perbincangan hangat dikalangan anggota. “ Kalo memang program bantuan ayam ini ada, ya harapan kami segera di gelontorkan, agar para anggota tidak sangsi akan kebenaran program bantuan ini,” tukasnya. Terpisah, Kepala UPT Puskeswan Candipuro Babai mengamini keluhan para petani yang telah terdata sebagai penerima program bantuan ayam tersebut. Dimana ia mengatakan, merespon keluhan petani, pihaknya telah berkordinasi bersama Pemkab Lamsel. “ Ya, keluhan petani penerima program bantuan ayam ini, sudah kita sampaikan kepada Pemkab Lamsel. Rencanaya, bila sesuai jadwal, realisasi penyaluran bantuan ayam,dalam rangka meningkatkan penyediaan protein hewani dan pendapatan rumah tangga kepada para petani ini, akan di laksanakan pada 20 November mendatang tahun ini,” terangnya. Senada, Kepala UPT Puskeswan Sidomulyo Subarkah pun mengatakan hal yang sama. Dikatakannya, per Poktan akan mendapat bantuan ayam dari pemerintah daerah masing-maisng 222 ekor ayam. Terdiri 200 ekor ayam betina dan 22 ekor ayam jantan. “ Kami berharap kepada petani penerima program dapat bersabar. Sebab, belum lama ini Pemerintah daerah sudah mulai meyalurkan bantuan ayam kepada petani di Kecamatan, Bakauheni, Ketapang, Palas, Sragi dan Kalianda. Sesuai jadwal, pendistribusian bantuan di Waypanji dan Sidomulyo dan wilayah lainya di Lamsel,segera berlangsung dalam waktu dekat ini,” pungkasnya.(vid/idh/sho)Sumber: