64 Tahun Belenggu Infrastruktur Masih Membekap
Tukang Sayur Tergelincir dari Jembatan Buruk
KALIANDA - Kabupaten Lampung Selatan menginjak usia ke-64 tahun. Paripurna HUT Lamsel ini bahkan dihadiri langsung oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menegaskan kehadirannya dalam HUT Kabupaten Lampung karena menghormati masyarakat Lampung Selatan terutama Pahlawan Nasional Radin Inten, yang telah berjasa membangun Kabupaten Lampung Selatan. “Saya bukan cari muka. Tapi saya hadir disini karena saya menghormati Radin Inten, tokoh adat Saibatin Lima Marga, anggota DPRD serta seluruh elemen masyarakat Lampung Selatan,” tandasnya. Sementara Ketua DPRD Lampung Selatan, Hendry Rosyadi berterimakasih yang setinggi-tingginya kepada Gubernur yang hadir ditengah momen bersejarah tersebut. “Ini sejarah, beliau (gubernur) hadir memenuhi undangan kami. Semoga kehadiran Pak Gubernur dapat memotivasi kita untuk membawa Kabupaten Lampung Selatan lebih maju,” kata Hendry Rosyadi. Senada disampaikan Ketua DPRD. Pjs Bupati Lampung Selatan, H. Sulpakar mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Lampung yang telah hadir dalam peringatan HUT ke-64 Kabupaten Lampung Selatan. “Selama ini belum pernah Gubernur Lampung hadir di Paripurna HUT Kabupaten Lampung Selatan. Ini kebanggan dan kebahagian bagi kami semua,” kata Sulpakar dalam sambutannya. Rapat Paripurna HUT ke-64 Kabupaten Lampung Selatan ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng sebagai wujud syukur HUT ke-64 Kabupaten Lampung Selatan. Berbanding terbalik dengan momen bahagia di gedung parlemen Lamsel yang tengah diselimuti hegemoni HUT Lamsel. Nasib malang justru menimpa Sholeha (27) pedagang sayur keliling asal Desa Karyamulya Sari, Kecamatan Candipuro yang tergelincir dari kendaraannya saat melintasi jembatan buruk penghubung Desa Karyamulyasari Kecamatan Candipuro dengan Desa Purwodadi Kecamatan Way Sulan. Senin (16/11). Dirinya luka luka serta mengalami kerugian jutaan rupiah. Lantaran terjatuh dari jembatan penghubung didesanya yang rusak parah. Barang daganganya hanyut terbawa arus air. Kepala Desa Karyamulya Sari Warno mengatakan, jembatan yang menghubungkan dua kecamatan itu rusak diterjang banjir dan belum tersentuh perbaikan hingga kini. “ Siang tadi (kemarin) pedagang sayur keliling warga kami tergelincir saat melintasi jembatan, ini sudah kesekian kali pengendara tergelincir dari jembatan itu. Bersukur, korban (sholeha) tidak mengalami luka berat, hanya luka ringan. Kasihan, motornya rusak dan semua barangan daganganya hanyut terbawa arus air,” kata Warno. Pihaknya mengaku melalui Murenbangcam beberapa waktu lalu, telah mengusulkan pembangunan jembatan tersebut kepada pemerintah daerah. Namun hingga hari ini pembangunan jembatan yang pernah di tinjau oleh pihak kecamatan setempat itu, tak kunjung ada tanda-tanda akan perbaiki. “ Sudah kami usulkan kepada Pemkab Lamsel, melalui Musrenbangcam beberapa bulan lalu. Bahkan, pak Camat sudah survei ke lokasi. Tapi sampai hari ini, belum ada tanda akan diperbaiki,” ungkapnya. Warno berharap, Pemkab Lamsel dapat segera memperbaikinya. Sebab, jembatan itu merupakan akses terdekat bagi warga sekitar dan warga Kecamatan Waysulan, untuk menjalankan aktivitas. Karena, kondisinya rusak dan belum diperbaiki secara maksimal, kerap warga terluka, akibat terjatuh saat melintas. 64 tahun sudah usai Kabupaten Lampung Selatan. Kabupaten yang sudah menelurkan sejumlah kabupaten baru diwilayah Lampung ini masih berupaya lepas dari sejumlah belenggu. Belenggu infrastruktur buruk satu diantara yang acap dikelhkan masyarakat kabupaten ini. Meski tak semua jalan rusak, namun dari satu periode kepemimpinan kepala daerah ke periode kepemimpinan lanjutannya belum berhasil menuntaskan problem infrastruktur tersebut. “ Ada banyak infrastruktur utamanya jalan yang berada di wilayah perbatasan punya nasib sama dengan jembatan tersebut. Tak dapat sentuhan perbaikan APBD. Harapan rakyat tentu mereka ingin pemerintah melepaskan belenggu tersebut, belenggu infrastruktur buruk untuk dibenahi,” kata Anggota DPRD Lamsel Dede Suhendar. Wakil Rakyat asal Way Sulan itu mengamini bahwa jembatan yang menjadi tempat seringnya pengendara tergelincir belum tersentuh perbaikan APBD. “ Itu sudah diajukan ke Pemda tapi belum ada kejelasan apakah dibangun segera atau seperti apa. Sebab masih banyak titik yang dekat perbatasan dengan kondisi tak kalah buruk. Padahal bicara perbatasan juga bicara wajah,” pungkasnya. (red)Sumber: