Tolong! Kualajaya Kebanjiran Lagi
SRAGI – Banjir rob lagi-lagi menghantam pemukiman masyarakat Dusun Kualajaya, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi. Daerah itu nampaknya sudah menjadi langganan banjir setiap musim pasang air laut tiba. Dalam satu tahun terakhir, setidaknya pemukiman yang dihuni oleh sekitar 1.200 jiwa itu telah tiga kali dihantam banjir. Meski tidak ada kerugian besar dalam musibah itu, tapi aktivitas masyarakat menjadi terganggu. Oktober lalu Pemerintah Desa Bandar Agung, juga sempat mengatakan, hanya ada satu solusi yaitu, relokasi pemukiman. Namun langkah itu tidak mungkin dilakukan masyarakat. Sebab wilayah itu telah menjadi lahan mata pencaharian masyarakat. Kepala Dusun Kualajaya Saripudin mengatakan, setelah bulan lalu pemukian masyarakat sempat dihantam banjir selama satu pekan. Kini kembali dihantam rob akibat air laut yang kembali pasang. Setidaknya sekitar 250 rumah warga yang terendam dengan ketinggian air 30 – 80 sentimeter. “Tiga hari ini banjir rob kembali merendam pemukiman masyarakat. Padahal sekitar tiga pekan lalu banjir juga sudah melanda, dan sekarang air naik lagi ke pemukiman masyarakat,” ujar Saripudin memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Rabu (18/11) kemarin. Meski tak menimbulkan banyak kerugian, dan bahkan masyarakat telah terbiasa dengan kondisi pemukiman yang kerap tergenang banjir. Namun banjir rob tersebut diakui cukup mengganggu aktivitas masyarakat Kualajaya. “Salah satu dampak yang sangat kita rasakan yaitu, jalan yang selalu tergenang. Masyarakat jadi susah mau keluar-masuk dusun, kendaraan masyarakat kerap mati ketika melintas,” ucapnya. Pemindahan pemukiman masyarakat juga bukan menjadi solusi yang tepat. Sebab, Kualajaya telah menjadi ladang pencaharian masyarakat yang mengandalkan hasil laut dan tambak. Tapi menurut Saripudin, upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir banjir rob dipemukiman masyarakat itu yaitu dengan melalakukan normalisai jaringan irigasi. Sebab, salah satu pemicu banjir rob kerap terjadi lantaran empat jaringan irigasi di tengah pemukiman masyarakat itu telah mengalami pendangkalan. “Ada empat jaringan irigasi ditengah pemukiman, termasuk milik Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Selatan. Semuanya telah dangkal, ketika laut pasang air menyebar ke pemukiman warga,” ungkapnya. Hal senada juga diutarakan oleh Devli, pasang air laut kerap membanjiri pemukiman masyarakat lantaran jaringan irigasi tak mampu menampung luapan air laut. “Harapan kami pemerintah dapat melakukan normalisasi jaringan pengairan ini. Sehingga ketika laut pasang dampak bajir bisa diminimalisir,” harapnya. (vid)
Sumber: