Enggan Tersudut Kematian Ayam Proyekan
Disnak Ditantang Jamin Ayam Berikutnya Sehat
KALIANDA – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak dan Keswan) Kabupaten Lampung Selatan, keukeuh tidak ingin disalahkan soal kematian ribuan ayam bantuan dalam program jejaring pengaman sosial dampak covid-19. Namun, Komisi II DPRD Lamsel memberikan atensi dalam penyaluran berikutnya wajib menjamin unggas jenis Joper itu sehat sesuai spesifikasi kegiatan. Hal ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi II DPRD Lamsel bersama Disnak dan Keswan Lamsel, di ruang Komisi II, Rabu (18/11) kemarin. Dalam penyampaiannya, Kepala Disnak dan Keswan Lamsel, drh. Arsyad Husein meyakinkan, jika penyebab kematian ayam-ayam bantuan itu lantaran faktor penanganan yang kurang maksimal para penerima. Bahkan, dia mengklaim jika telah melalui berbagai tahapan sesuai dengan mekanisme spesifikasi kegiatan sebelum ayam diterima oleh kelompok. “Sebelumnya sudah diberi vaksin dan memiliki surat bebas penyakit setelah menjalani masa karantina selama 12 hari. Petugas juga sudah ada yang turun ke lapangan dan memeriksa ayam mati itu. Dan kami pastikan bukan virus. Karena semua organ dalam tubuh bangkai ayam itu aman,” ungkap Arsyad. Indikasi sementara, imbuhnya, penyebab mati nya ayam joper itu lantaran stres karena kelelahan dalam perjalanan. Semestinya, harus diperlakukan dengan kandang khusus untuk sementara waktu dan pakan yang standar peruntukannya. “Karena hanya ada sedikit bercak cekrek di paru ayam. Tandanya, ayam bukan kena virus melainkan lelah saja atau sering disebut stres. Harusnya diperlakukan dengan kandang terpisah dan diberikan pakan yang khusus jenis joper. Karena memang bantuan ini tanpa pendampingan pakan dan pelatihan. Mengingat anggaran yang terbatas,” tambahnya. Namun demikian, pihaknya menjamin ayam pengganti berikut sisanya bakal disalurkan pada Sabtu pekan ini. “Kematian 7 hari ditangan penerima masih tanggungjawab penyedia. Informasinya, Sabtu ini akan segera diganti sekaligus menyalurkan sisanya,” tutupnya. Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Lamsel, Bowo Edi Anggoro berharap, penyaluran selanjutnya dapat benar-benar dipantau secara intensif. Mulai dari proses karantina dan pemberian vaksin. Sehingga, ketika ayam diserahkan benar-benar dalam kondisi sehat dan prima. “Memang benar kegiatan ini tanpa pendampingan pakan dan pelatihan. Ini juga akan menjadi catatan kami untuk kedepan. Tapi, paling tidak harus sedikit disampaikan melalui ketua kelompoknya jika ayam ini harus diperlakukan seperti apa ketika baru diterima. Ini untuk mengurangi resiko kematian. Jangan sampai masyarakat justru mencemooh bantuan pemerintah, harusnya mereka senang bukan kesusahan karena ayamnya mati,” tegas Bowo yang memimpin RDP tersebut. Pihaknya, juga akan terus memantau perkembangan terkait kegiatan tersebut. Dia memastikan jika banyak ayam yang mati di wilayah Palas dan Sragi. “Jika memang hanya faktor kelelahan sehingga ayam mati, mudah-mudahan tidak ada lagi bertambah jumlahnya. Kami akan terus memantau. Agar masyarakat tidak merasa cemas setelah menerima bantuan ini,” cetusnya. Tak hanya itu, Bowo juga meminta, agar penyaluran lanjutan lebih selektif dan teliti. Yakni, dengan menyalurkan ayam yang benar-benar sudah dalam kondisi prima atau sehat. “Kita minta ayam yang selanjutnya harus sehat ditangan penerima. Kalau perlu, selama karantina nanti yang sehat dulu disalurkan. Sisanya, tunggu sampai sehat betul dan siap dibagi kemasyarakat. Supaya tidak menimbulkan kegaduhan yang kian meresahkan. Niat kita pemerintah ini untuk membantu, jangan sampai malah jadi persoalan karena banyak mati,” pungkasnya. Sebelumnya, Ketua Kelompok Ternak Sumber Reziki Suwanto mengaku, sama seperti kelompok ternak di desa lain, kelompoknya juga menerima 222 ekor ayam joper dari program Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan. Namun hingga saat ini ayam bantuan tersebut hanya tersisa 32 ekor yang bertahan hidup. “Yang mati lebih dari separuh, sejak diserahkan ayam bantuan ini hanya tersisa 32 ekor. Ayam mati karena sakit, di hari pertama saja langsung 30 ekor yang mati,” ujar Suwanto memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, saat ditemui di kandangnya Selasa (17/11) kemarin. Suwanto menjelaskan, semula ayam bantuan tersebut akan lansung dibagikan kepada anggota kelompoknya. Namun ditolak lantaran khawatir ayam yang sakit akan menularkan penyakit kepada ayam kampung. “Sebelumnya akan kita bagi menjadi empat kandang. Namun ditolak oleh anggota karena banyak ayam yang mati. Mereka taku ayam yang mati ini akan menularkan penyakit ke ayam kampung mereka. Sampai saat ini ayam masih kita tampung di satu kandang, dan masih ada yang sakit walaupun sudah kita semprot dan obati,” terangnya.(idh/vid/red)Sumber: