Jalan tak Dibangun, Refocusing jadi Kalimat Penenang
CANDIPURO - Petani di Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro kecewa. Lantaran, akses jalan pertanian di Dusun Tamansari desa setempat, semula masuk wacana pembangunan oleh pemerintah daerah tahun 2020, bahkan telah diukur oleh pihak konsultan, namun pengerjaannya batal. Aparatur Desa Trimomukti Markus Sujadi (45) mengatakan, pembukaan akses jalan penghubung di Dusun Tamansari itu dimulai pada tahun 1980 silam secara sawadaya oleh masyarakat sekitar. Keberadannya, merupakan akses penghubung antara Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro dan Desa Pulau Jaya, Kecamatan Palas. Ditahun 2011 lalu, pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM), melakukan peningkatan badan jalan yang masih tanah menjadi onderlagh. “ Pembukaan akses pertanian penghubung Kecamatan Candipuro dan Palas di Dusun Tamansari ini, oleh masyrakat sekitar pada tahun 1980 silam,” ungkap Markus Sujadi kepada Radar Lamsel, Kamis (19/11). Dimana ia menerangkan, acap kali Pemdes setempat mengusulkan peningkatan jalan akses pertanian penghubung antar kecamatan itu kepada pemerintah, namun belum mendapat respon. Sempat melalui Musrenbangcam pada tahun 2019 lalu, secercah harapan muncul, ketika pemerintah daerah mewacanakan peningkatan jalan pertanian itu ditahun 2020. “ Namun, petani di desa kecewa. Sebab, peningkatan jalan pertanian ini, semula masuk wacana pemerintah. Bahkan pihak konsultan dengan didampingi UPT PU setempat, beberapa bulan lalu telah melakukan pengukuran ulang, tapi pengerjaanya batal tanpa pemberitahuan yang jelas,” terangnya. Dirinya mengatakan, meski demikian warga sekitar tak putus arang. Sebab, Musrenbangdes tahun 2021 yang akan digelar nanti, pengusulan peningatan jalan akses pertanian itu, kembali diusulkan. “ Kami berharap kepada pemerintah, semoga usulan Musrenbangdes melalui Musrenbancam nanti, peningkatan akses pertanian ini dapat direalisasikan,” harapnya. Disisi lain, Yaudi (50) warga Dusun Tamansari, desa setempat pun mengutarakan hal serupa.Seiring berjalannya waktu, beragam kendala pun dihadapi petani saat melakukan aktivitas usaha tani diwilayah itu. Dimana Yaudi menyebut kendala muncul mulai dari hasil produksi tidak masksimal lantaran hasil produksi terpangkas oleh biaya oprasional langsir hasil pertanian melambung tinggi hingga jutaan rupiah. Akibat, akses pertanian selain tidak memadai kondisnya pun rusak dan berlubang hingga hari ini belum tersentuh perbaikan. “ Sehingga, petani selain kesulitan melakukan langsir hasil produksi ke tempat tujuan, acap kali petani harus rela rogoh kocek dalam mencapai jutaan rupiah setiap langsir hasil produksi ke tempat tujuan, menggunakan jasa ojek manol,” sebutnya. Desa yang memiliki hamparan lahan sawah mencapai ribuan hektar dan menjadi salah satu lumbung padi di kecamatan Candipuro tersebut, belum didukung oleh akses jalan yang memadai. “ Padahal desa kami ini, merupakan salah satu penyumbang padi terbesar di Candipuro. Tapi, sayang akses jalan masih buruk tidak kunjung ada perhatian,” kata Junaidi (52) petani Dusun Margosari, Desa setempat menimpali. Terpisah, Staff UPT PU Kecamatan Candipuro Tupon mengatakan, pihaknya mengamini bahwa jalan pertanian itu sempat diukur dan masuk rencana pembangunan oleh Pemkab Lamsel di tahun 2020. Namun begitu sambung Tupon, batalnya realisasi pelaksanaan peningkatan jalan itu, akibat adanya refokusing anggaran oleh Pemkab Lamsel untuk penanganan covid-19 di Lamsel. “ Bukan hanya jalan pertanian di Desa Trimomukti saja yang batal pengerjaannya. Melainkan, nasib proyek pengerjaan perbaikan jalan di sejumlah kecamatan di Lamsel pun banyak tertunda karena adanya wabah covid-19. Untuk itu, upaya pengusulan terus berjalan melalui Musrenbangdes. Berharap pandemi cepat berakhir. Agar,perbaikan jalan yang sempat tertunda dapat dilanjutkan,” kata Tupon, meski dirinya belum dapat membeberkan kapan pengerjaan perbaikan jalan tertunda itu akan berjalan.(sho)
Sumber: