11 PK Menyimpang, Golkar tak Khawatir
KALIANDA - Kabar mosi tidak percaya terhadap Ketua DPD II Partai Golkar Lampung Selatan Tony Eka Candra (TEC) oleh 11 Pengurus Kecamatan (PK) dan AMPI Golkar, mengagetkan banyak kalangan. Sebab Pemilihan Bupati/Wakil Bupati Lamsel hanya tinggal 20 hari. Mosi tidak percaya itu ditujukan terhadap TEC yang dimandatkan DPP Golkar sebagai Calon Bupati Lamsel 2020 berdampingan dengan Calon Wakil Bupati Lamsel Antoni Imam. Ketua Harian Golkar Lampung Selatan Agus Sutanto mengaku tak khawatir popularitas dan elektabilitas cabup usungan Partai Golkar tergerus jikalau hal ini memang benar adanya. “Sejauh ini kami belum tahu ada isu itu. Dan kalaupun itu memang benar, Partai Golkar itu punya aturan, punya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga itu pertama. Kedua DPP menginstruksikan kepada seluruh jajaran, kader, pengurus, fungsionari partai Golkar untuk memenangkan calon yang diusung Partai Golkar,” tegasnya, Kamis (19/11). Ketua Tim Pemenangan Toni-Antoni itu menilai seharusnya sebagai fungsionaris serta kader Partai Golkar harus tegak lurus mematuhi instruksi DPP. Dengan kata lain instruksi DPP sama dengan hukum partai. “ Dan itu pasti ada sanksinya (pembelot.red). kalau memang disaat seperti ini ada pengurus partai golkar apalagi itu jajaran PK yang tidak mengindahkan itu pasti akan kita sanksi,” kata dia. Pentolan Golkar di parlemen Lamsel ini meneruskan, Golkar mencalonkan Ketua DPD II Partai Golkar Lamsel maju di Pilkada Lamsel. Karenanya hal ini merupakan marwah Partai Golkar. “ Dan saya yakin calon yang diusung Partai Golkar adalah calon yang mempunyai integritas tinggi, begitu. Dan beliau selalu mengedepankan etika dalam berpolitik, menjaga adab ketimurannya, begitu” terangnya. Agus melontarkan pepatah timur, barang siapa menanam pasti mengetam. Sebagai Ketua Tim Pemenangan Toni-Antoni ia menegaskan bahwa hal ini tidak akan berdampak dan berpengaruh terhadap popularitas dan elektabilitas calon yang diusung Partai Golkar. “Yakin saja, siapa yang menanam pasti akan memetik hasilnya. Ini tak akan berpengaruh terhadap popularitas dan elektabilitas calon yang diusung Golkar,” katanya lagi. Lagislator asal Candipuro itu tak ingin menerka-nerka apakah letupan ini dihembuskan oleh aktor dibelakang layar atau tidak. Yang jelas kata dia, pengurus DPD II Golkar Lamsel berpegangan kepada AD ART Partai Golkar dan Instruksi DPP Partai Golkar. “Kami tak bisa men-judge ini dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu atau tidak. Tetapi yang jelas kami berpegangan kepada AD ART Partai Golkar dan Instruksi DPP. Kami tidak peduli apakah ada pihak-pihak yang bermain atau tidak, itu tergantung pada kader itu sendiri,” ujarnya. Masih kata Agus jika terdapat kader partai yang goyang dan berpaling maka harus diragukan kemilitannnya, kepartaiannya. Ia juga bicara soal strategi pemenangan, ditegaskan bukan ranah PK melainkan ranah pengurus DPP, provinsi dan kabupaten. “Kalau ada kader yang goyang harus diragukan kemilitan dan kepartaiannya. Mengenai strategi meraih kemenangan itu bukan ranah PK, itu ranah pengurus DPP, Provinsi, dan kabupaten,” tutupnya. Diketahui, 11 PK yang melayangkan mosi tidak percaya terhadap TEC yakni; Muksin PK Kalianda, Sahrudin PK Penengahan, Jauhari PK Katibung, A. Yani PK Bakauheni, Agustiar PK Rajabasa, Teguh Suparman PK Waypanji Harkimah PK Sidomulyo, Habibuloh PK Palas, Iwan Kuswara PK Sragi, Lukman Hasan PK Ketapang, dan Aryanto PK Natar. Sementara Sekretaris AMPI, Rahman Nuryansah juga turut dalam barisan yang dikabarkan mendukung kompetitor Paslon 02 yakni paslon nomor 3 Hipni - Melin. Informasinya terdapat empat poin yang melatarbelakangi membelotnya separo PK, mulai dari tidak pernah diberdayakan, belum pernah dilantik, janji untuk memberikan insentif bagi PK sebesar Rp1 juta perbulan tidak terealisasi hingga PK diminta untuk menalangi dana pembentukan Pengurus Desa Partai Golkar sebanyak 29 orang pengurus di setiap desa. (red)
Sumber: