Datar di Akademik, Melejit di Non Akademik

Datar di Akademik, Melejit di Non Akademik

KALIANDA - Putra-putri kabupaten Lampung Selatan patut mendapat apresiasi lebih. Pasalnya, ada banyak putra-putri di bumi Khagom Mufakat yang berpartisipasi di event-event lokal maupun luar daerah. Bahkan tak sedikit pula dari mereka yang berhasil meraih prestasi di setiap gelaran yang diikuti. Sabtu (21/11/2020) lalu, sebuah event Pemilihan Top Model Wisata 2020 di salah satu cafe yang terletak di kecamatan Kalianda menampilkan model muda berbakat. Baik model pria maupun  wanita memperagakan bahasa tubuh yang apik dihadapan lensa kamera. Namun dari sekian banyak peserta, juri memutuskan Luthfia Meinadhil Syamsi sebagai juara 1. Siswi kelas X IPA 5 di SMAN 1 Kalianda ini mampu menjadi model terbaik dalam event itu. Cewek manis ini merupakan putri kedua dari pasangan Nursyamsi HZ. dan Deslidiawati. Prestasi yang didapat seorang anak tidak terlepas dari peran orang tua, hal ini pun diakui Nursyamsi. Dosen kampus STAI Yasba ini menceritakan bahwa bakat Luthfia memang sudah terlihat sejak duduk di SD, dan SMP. Luthfia, kata Nursyamsi, mulai mengantongi beberapa prestasi non akademik. Khususnya di kegiatan ekstra kurikuler seperti OSIS, pramuka dan seni. Selain bersolek, dari dulu Luthfia kerap mengoleksi aksesoris. Mulai dari pakaian hingga pernak pernik lainnya. Dari kebiasaan ini, Luthfia mulai menyukai swafoto sehingga menjadikannya sebagai hobi. “Setiap pergi ke daerah-daerah, dia selalu foto. Jadi fotonya banyak yang menghiasi sudut-sudut kamarnya,” katanya kepada Radar Lamsel, Minggu (22/11/2020). Luthfia adalah sosok anak yang sangat sensitif, tidak bisa dimarahi, dan manja, inilah pandangan di mata Nursyamsi. Selain itu, Luthfia juga bukan tipe anak dengan kemampuan akademik yang bagus. Nursyamsi menceritakan sedikit keseharian Luthfia selama pandemi Covid-19. Sekarang putrinya itu agak sedikit malas berekspresi, dan selalu dibangunkan setiap pagi. Kondisi yang berbanding terbalik sebelum adanya pandemi. Sebagai orang yang berprofesi pengajar, Nursyamsi memahaminya. Namun dia tidak ingin kondisi seperti ini terjadi sampai waktu yang lama. Dia berharap pembelajaran atau sekolah daring tidak diberlakukan pemerintah dengan terus menerus, karena hampir satu tahun siswa-siswi menjalani sekolah daring yang justru membuat anak-anak menjadi malas, tidak kreatif. Beda ketika sekolah berlangsung secara tatap muka. “Jelas, perbandingannya sangat jauh. Tetapi kita do’akan saja, semoga pandemi Covid-19 ini segera menghilang. Dan kita bisa beraktivitas seperti biasa lagi,” katanya. Kepala SMAN 1 Kalianda, Darmiyati, M.Pd mengatakan anak-anak memang dididik di sekolah. Namun dalam mengembangkan keahliannya, anak-anak perlu mendapat perhatian dari orang tua. Karena dari situ, si anak bisa tahu hal-hal yang didukung secara penuh dari orang tuanya. “Intinya orang tua harus mendukung segalanya, dan apapun kegiatan positif yang dilakukan anak. Begitu pula pihak sekolah,” katanya. Meski secara teknis ekskul model di SMAN 1 Kalianda belum ada, Darmiyati mengatakan bahwa Luthfia tetap bisa melatih keahliannya di dunia modeling. Langkah ini bisa dilakukan melalui pembina seni di sekolah. “Langsung ke pembinanya, lewat jalur itu. Yang jelas, dari kami akan selalu men-support,” katanya. (rnd)

Sumber: