Tagihan Membengkak, PLN Dicurigai Asal Tembak
NATAR - Sejumlah pelanggan PLN khususnya pengguna meteran pasca bayar mengeluhkan metode \'asal tembak\' yang digunakan oleh PLN dalam menetapkan tagihan listrik. Salah seorang warga Dusun Muhajirun, Desa Negara Ratu Hamdan (40) mengeluhkan cara PLN dalam menetapkan tagihan listrik kepada pelanggan terkhusus tetangga dari dirinya. \"Pada bulan Desember 2019 lalu tagihan listriknya dibawah Rp 200 ribu, kalaupun lebih mungkin Rp 210 ribu. Kemudian sejak Januari hingga April 2020 tagihan menjadi sekitar Rp 350 ribu hingga Rp 460 ribu hal itu dikarenakan adanya penggunaan AC. Lalu pada Mei, Juni dan Juli tidak ada lagi penggunaan AC namun tagihan listrik tetap sama dengan bulan sebelumnya yakni Rp 460 ribu,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel, Rabu (25/11). Menurutnya, oknum petugas PLN tidak memeriksa secara detil penggunaan listrik dirumah-rumah sehingga keluarlah angka demikian tersebut. \"Secara logika saja harusnya berkurang tagihannya,\" tuturnya. Sementara itu Manager ULP PLN Rayon Natar Boy Sidabalok mengatakan, jika warga merasa aneh terhadap tagihan listriknya warga bisa datang kekantor PLN membawa bukti foto stand meternya. \"Akan kita bandingkan dengan foto hasil pencatatan petugas dengan yang punya pelanggan, semuanya terbuka kok,\" tuturnya. Ia menambahkan, setelah diperiksa atay dicocokkan ternyata memang ada kesalahan baca atau input maka akan segera dikoreksi. \"Bisa kami koreksi, jadi pembayaran sesuai dengan angka meter saja,\" pungkasnya. (kms)
Sumber: