Kodim Siapkan Pasukan Reaksi Cepat
TPS Rawan Dijaga 2 Polisi dan 5 TNI
KALIANDA - Demi menjamin keamanan Pilkada pada 9 Desember mendatang, Polres Lamsel bersama Kodim 0421/LS melakukan simulasi pengamanan saat pemungutan suara berlangsung. Ratusan personel gabungan TNI-POLRI melakukan simulasi di lapangan Tenis Indoor Kalianda. Ada yang berpakaian lengkap, ada pula anggota yang berpakaian preman layaknya pemungutan suara sungguhan. Petugas berpakaian lengkap berjaga-jaga membuat barikade. Sedangkan polisi berpakaian preman berjaga di depan. Dalam simulasi itu juga dijelaskan seperti apa tata cara pemilih ketika memasuki tempat pemungutan suara (TPS). Masyarakat yang datang wajib membawa masker dan memakai face shield, jika punya. Tahap berikutnya calon pemilih harus menjalani tes suhu yang dilakukan oleh anggota perlindungan masyarakat (Linmas). Selanjutnya mencuci tangan pakai sabun dengan air yang sudah disediakan. Setelah itu baru melakukan pencoblosan. Dandim 0421/LS, Letkol Inf. Enrico S. Nugroho, S.Sos.,M.Tr (Han) mengatakan simulasi ini hanya dijadikan sebagai percontohan. Paling tidak, kata dia, personel sudah mengetahui tugas-tugas dan posisinya masing-masing. Namun ada perbedaan jumlah anggota antara Polres Lamsel dengan Kodim 0421/LS saat mengamankan TPS yang sangat rawan. Jika Polres hanya menempatkan 2 personelnya, maka Kodim akan menaruh 5 personelnya di TPS tersebut. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal di luar dugaan. \"Kodim menyiapkan pasukan reaksi cepat sebanyak 100 orang di Makodim untuk wilayah Lamsel. Menunggu setiap ada perkembangan situasi,\" kata Letkol Inf. Enrico kepada Radar Lamsel, Sabtu (28/11/2020). Kapolres Lamsel, AKBP. Zaky Alkazar Nasution, S.IK mengatakan bahwa simulasi itu dilaksanakan dalam rangka kesiapan aparat keamanan demi mensukseskan pelaksanaan pilkada serentak tahun 2020 di Lamsel. Meskipun keterbatasan jumlah personel, kata Zaky, paling tidak anak buahnya sudah memahami tata cara pengamanan. \"Ini akan menjadi bahan awal sekaligus pedoman bagi aparat dalam menghadapi tantangan potensi konflik di lapangan,\" katanya. Alumnus Akpol 2002 ini melanjutkan, setiap personil yang bertugas nanti juga harus selalu berkoordinasi, dan melaporkan kepada pimpinan masing-masing secara berjenjang terkait perkembangan situasi yang ada di lapangan nantinya. Apalagi jika hal tersebut berpotensi menimbulkan kegaduhan. \"Situasi terkini dilaporkan melalui radio, terutama jika mendapati potensi pelanggaran atau gangguan keamanan sekecil apapun,\" katanya. Pada kesempatan itu, Zaky juga mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mengingat pelaksanaan pilkada serentak rahun 2020 masih dalam masa pandemi. Imbauan ini wajib disampaikan oleh anggota TNI maupun Polri secara humanis kepada masyarakat yang akan menyampaikan hak suaranya. \"Semua yang kita lakukan demi mensuskeskan pelaksanaan pilkada serentak tahun 2020, dan bebas dari covid-19,\" katanya. Selain TNI-POLRI, acara simulasi pengamanan pemungutan suara itu dihadiri oleh perwakilan Forkopimda Lamsel, KPU, Bawaslu dan para stake holder. (rnd)Sumber: