Dari Beternak Sampai Bertani

Dari Beternak Sampai Bertani

PENENGAHAN - Pandemi Covid-19 membuat pasrah peternak ayam di kecamatan Penengahan. Semenjak ada wabah virus mematikan itu, peternak di wilayah ini hanya bisa berdiam diri. Alih-alih mengembangkan usahanya, peternak malah menghentikan aktivitasnya karena usahanya sulit berkembang. Seperti yang dialami Sahrul Efendi (45), peternak asal desa Ruang Tengah ini mulai menghentikan aktivitas peternakannya semenjak wabah Covid-19 tak kunjung berakhir. Padahal, Sahrul sudah membangun usahanya tersebut selama 3 tahun belakangan. Dan terpaksa berhenti di tahun ini karena keadaan. \"Saya, dan teman-teman yang lain tidak bisa apa-apa semenjak adanya Covid-19, terpaksa berhenti total,\" katanya kepada Radar Lamsel, Senin (30/11/2020). Biasanya, lanjut Sahrul, kandang berukuran 4x15 meter miliknya diisi 1.000-1.500 ekor ayam. Dengan estimasi masa panen 2 bulan sekali. Sahrul melanjutkan, setiap musim panen biasanya sudah ada penampung yang siap membeli ayamnya. Tapi kondisi tersebut berubah drastis semenjak Covid-19 hadir di kabupaten Lampung Selatan. \"Kemarin sudah kontek-kontek dengan penampung, kan sudah mau panen. Terpaksa batal semua. Saya kira peternak skala kecil tidak masalah, tapi kena imbasnya juga,\" katanya. Bustami (35) peternak lainnya juga merasakan kondisi serupa. Warga desa Ruang Tengah terpaksa mengalihkan mata pencaharian dari profesi peternak menjadi petani. Dia memanfaatkan lahan yang ada untuk dijadikan ladang tanaman sayur-sayuran. \"Apalagi saya tidak pernah tersentuh oleh bantuan dari pemerintah, baik yang dari desa maupun dari pemerintah pusat,\" katanya. Meski demikian, Bustami tetap bersyukur karena masih mampu bangkit dari keterpurukan. Dengan bertani, dia berharap bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik ketimbang beternak yang nihil pemasukan selama berbulan-bulan. \"Saya tanami cabai, bawang merah, caisim, kangkung. Dan alhamdulillah hasilnya lumayan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari,\" katanya. (rnd)

Sumber: