Debat Terakhir, Panggung Hipni vs Nanang
TEC Ikut Soroti Serapan Anggaran Rendah
NATAR - Debat kandidat Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Lampung Selatan putaran terakhir diwarnai dengan serangan-serangan mematikan dari Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 dan 3 terhadap Paslon nomor urut 1 yang notabene petahana dalam perhelatan lima tahunan tersebut. Awalnya debat berjalan biasa-biasa saja, semua paslon mengutarakan visi dan misinya secara normatif dan tidak menyinggung program satu sama lain. Namun, ketika memasuki segmen ke tiga hingga kelima barulah paslon nomor urut 3 Hipni-Melin memanaskan perdebatan, bahkan Paslon nomor urut 2 Tony - Antony juga mengamini pernyataan paslon nomir 3 tersebut. Hipni justru menduga pemberian bantuan untuk 1.000 UMKM di Lampung Selatan banyak yang tidak tepat sasaran. \"Ads ketidaksiapan Pemda dalam menjalankan program Bantuan Sosial (Bansos) khususnya UMKM, banyak laporan bahwa UMKM yang mendapat bantuan itu adalah UMKM dadakan, seharusnya Pemda bisa mendata dengan sebenar-benarnya,\" ungkap dia usai mendapat pertanyaan dari panelis tentang mekanisme Program Ekonomi Nasional (PEN) termasuk Bansos terhadap UMKM. Mendengar pernyataan Hipni itu, Nanang yang diberi waktu untuk menjawab pun menegaskan tidak ada data yang dadakan terkait program tersebut. \"Tidak ada data abal-abal, saya sendiri sudah melaksanakan bagaimana membantu masyarakat, kami lebih concern bagaimana dengan adanya UMKM yang tersebar. ini datanya betul-betul akurat, kita tidak sembarang,\" tuturnya. \"Kami inline dengan pusat terkait data UMKM,\" timpal Pandu menambahkan. Tak hanya itu, Antony Imam juga menegaskan jika yang disampaikan Hipni memang terjadi. \"Kami akan bersinergi bagaimana mendapatkan data yang akurat bahkan hingga ke tingkat RT,\" sebut dia yang juga mendapat giliran menanggapi. Debat kandidat yang dilaksanakan di Hotel Bandara Syariah itu terbagi menjadi 6 segmen, selama dua jam memang terlihat hanya Paslon nomor urut 1 Nanang-Pandu dan Paslon nomor urut 3 Hipni-Melin yang beradu argumen, paslon nomor 2 Tony-Antony acap kali menimpali. Bahkan tak cukup dengan urusan UMKM, Hipni juga seolah kembali \'menyerang\' Nanang dengan mempertanyakan rendahnya serapan anggaran selama dua tahun anggaran selama dijabat oleh Nanang sebagai Bupati. \"Bagaimana Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) ini bisa terjadi, lalu langkah apa yang harus ditempuh, masyarakat sangat dirugikan karena silpa ini,\" tanya Hipni. Nanang yang diberi kesempatan menanggapi pertanyaan itu mengatakan Hipni tidak mengerti kondisi daerah selama dua tahun tersebut, bahkan pada tahun 2020 pihaknya harus fokus terhadap penanganan Covid 19. \"Silpa suatu kejadian saat covid 19 memang fokusnya bukan pembangunan, jadi kalau keadaan normal maka tidak akan ada silpa itu,\" jawab Nanang. \"Selama saya menjadi anggota DPRD Bandar Lampung sepalu ada Silpa, Jangan mimpi tidak ada silpa, silpa itu pasti ada,\" tegas Pandu menambahkan. Tak tinggal diam, Hipni yang kembali diberi kesempatan menanggapi itu mengatakan bahwa Silpa Rp 200 milyar bukanlah jumlah yang kecil, Pemda seharusnya bisa menyerap anggaran tersebut untuk infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. \"Silpa ini terjadi dari 2018 dan 2019, kalau dimasa Covid 19 ini harusnya justru defisit bukan silpa karena membutuhkan dana lebih. Jika saya menjadi Bupati Lamsel maka Silpa saya haramkan,\" ucap dia. Perdebatan pun berlanjut saat Nanang mendapat giliran bertanya kepada Paslon nomor urut 3, Nanang justru bertanya kembali kepada Hipni terkait Silpa. \"Apa yang akan saudara lakukan jika ada silpa,\" tanya Nanang. Hipnipun menegaskan bahwa Lamsel membutuhkan banyak sekali dana untuk pembangunan sarana dan prasarana sehingga kata Silpa harus diharamkan. \"Jika kami terpilih maka silpa tidak ada, bahkan defisit karena lamsel sangat butuh dana banyak,\" sebut dia. Nanang yang diberi waktu untuk menanggapi pun terlihat sangat antusias dan menilai Hipni tidak paham kenapa terjadi Silpa. \"Kita harus tahu dulu persoalan, perlu paham dulu, Silpa itu karena ada hacker saat tender, maka terjadilah silpa, jadi harus paham dulu kalau bicara,\" tegas dia. Diakhir segmen lima, Tony - Antony juga menanggapi resapan APBD Lamsel yang rendah sebab bagi mereka APBD haruslah dibelanjakan sebesar-besarnya untuk masyarakat, termasuk covid 19. \"APBD harus digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat,\" tutup dia. (Kms)Sumber: