Keluar Masuk Simpang Simpur Mulai Teratur
Saat Malam Banyak Pengendara Kebingungan
KALIANDA – Jalur simpang Simpur telah dipasang water barrier oleh jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lamsel, bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini pun menjadi pertanda bahwa kedua isntansi tersebut berkomitmen menekan angka kecelakaan yang sering terjadi di jalan tersebut. Meski demikian, pengendara berserta masyarakat harus memahami jalur keluar-masuk yang sudah diterapkan. Kasat Lantas Polres Lamsel, AKP. Edwin W.D. Putra, S.IK mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus membuat masyarakat lebih disiplin supaya bisa berbelok sesua dengan jalur yang sudah ditetentukan. Water barrier yang di pasang tepat di depan kantor Graha Pena Radar Lamsel itu memiliki ruang kosong yang cukup lebar di bagian tengah. Edwin mengatakan, ruang kosong itu dijadikan jalur belok ke kanan untuk masuk ke kota Kalianda oleh kendaraan yang melaju dari arah Bandar Lampung. “Kecelakaan yang sering terjadi karena banyak motor yang ambil haluan di depan Graha Pena. Di situ ketutup pohon, sama gelap juga,” katanya kepada Radar Lamsel, Selasa (1/12/2020). Lulusan Akpol tahun 2012 ini melanjutkan, sedangkan kendaraan yang melaju dari arah kantor Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan diminta tidak sembarangan mengambil haluan lain. Sebab, polisi sudah menentukan jalur masing-masing kendaraan dari pelbagai arah. Baik dari Bandar Lampung maupun Bakauheni. “Intinya pengendara harus tahu jalur. Cuma pelaksanaannya nanti kita sosialisasikan dulu. Apabila jadi pengalihan arus, yang belok kanan dari Pemda,” katanya. Edwin mengakui masih banyak sarana dan prasarana yang belum dipasang di simpang Simpur, misalnya rambu-rambu penunjuk arah. Begitu juga dengan blackspot di wilayah lain. Edwin mengatakan Blackspot di wilayah Natar juga memerlukan penerangan yang layak. Mungkin harapan ini akan terealisasi di tahun 2021 nanti. “Insyaallah tahun depan. Tugas kami masih banyak, menyediakan rambu, lampu penerangan. Nanti juga ada tes rekayasa lalu lintas,” katanya. Pantauan Radar Lamsel, sejak watter barrier berjejer di blackspot tersebut tampak Satlantas dan Petugas Dishub menertibkan laju kendaraan dari dua arah, di pagi hari. Namun saat malam tiba banyak pengendara yang terlihat belum terbiasa dan salah mengambil arah masuk menuju simpang simpur. Ini ditengarai, lantaran penerangan lampu jalan yang padam ketika malam, serta tak ada rambu yang menandakan di sela-sela barisan watter barrier terdapat jalur yang bisa dimanfaatkan oleh pengendara untuk menuju kota Kalianda via eks Tugu Tuping. “ Kalau dari arah kodim saya agak kebingungan dan ragu saat malam hari, bisa masuk menuju bekas Tugu Tuping atau tidak?. Karena tak ada penerangan jalan, lampu jalannya mati lalu rambu lalulintas yang menunjukan adanya jalur untuk belok ke kanan (arah pemda.red) tidak terlihat,” ujar Hasan (40) pelaku ojek di bilangan Kalianda. (rnd)Sumber: