BI Optimis Soal Pemulihan Ekonomi Lampung

BI Optimis Soal Pemulihan Ekonomi Lampung

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung kembali menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Kamis (3/12). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia kepada publik.   Mengusung tema Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi, pertemuan ini juga digelar guna menyampaikan pandangan mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia.   Pada kegiatan tersebut pihaknya juga memberikan apresiasi, khususnya kepada 3 responden terbaik dari Survei Liaison yakni, PT Perkebunan Nusantara VII, PT Auto 2000 dan PT Charoen Pokphand. Survei Kegiatan Dunia Usaha yakni, PT Garuda Indonesia, Perum Damri dan Perum Bulog.   Serta, Survei Harga Properti Residensial yakni PT Pola Sapta Berjaya, PT Sinar Waluyo dan PT Amartha Surya Baru. Pemilihan responden terbaik tersebut tentunya mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu efektivitas komunikasi, ketepatan waktu, akurasi dan kelengkapan data, serta responsiveness yang sangat mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia.   Dalam sambutannya, Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan mengatakan, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Lampung pada tahun 2020 melambat dari tahun sebelumnya akibat penurunan permintaan sebagai dampak pandemi COVID-19.   “Konsumsi melemah seiring turunnya demand masyarakat. Sementara ketidakpastian ekonomi menyurutkan niat pelaku usaha untuk berinvestasi dan bersikap wait and see,” katanya.   Sementara itu, di sisi ekspor-impor pelemahan permintaan dunia memengaruhi world trade volume yang menurun. Meski demikian, di sisi konsumsi pemerintah, adanya stimulus fiskal yang bersumber dari bansos dan anggaran PEN mampu menjadi sumber pendorong aktivitas ekonomi di tahun 2020.   Dia juga mengatakan, perbaikan ekonomi Lampung diprakirakan berlanjut pada semester II 2020, terindikasi dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Lampung, omset penjualan, dan optimisme keyakinan konsumen yang berada dalam tren meningkat.   Data Google Global Mobility Report menunjukkan bahwa mobilisasi masyarakat Lampung ke toko bahan makanan, ritel dan rekreasi, serta taman mendekati kondisi normal sebelum pandemi COVID-19.   Lebih lanjut, hasil Survei Konsumen bulan November 2020 mengindikasikan bahwa masyarakat mulai menunjukkan optimisme terhadap kondisi perekonomian. Kondisi ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 100,42 atau pertama kalinya berada pada level optimis sejak pandemi COVID-19.   “Kami meyakini bahwa pemulihan ekonomi akan berlanjut pada 2021 sehingga perekonomian diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari 2020. Akselerasi tersebut didukung oleh pertumbuhan positif dari konsumsi dan investasi yang disertai solidnya kinerja net ekspor,” paparnya.   Sambung dia, seiring dengan perbaikan di sisi permintaan, seluruh lapangan usaha utama diprakirakan mengalami akselerasi pertumbuhan. Sektor perdagangan akan membaik seiring dengan peningkatan pendapatan dan mobilitas masyarakat.   Kegiatan produksi manufaktur utama juga membaik karena menguatnya permintaan dari negara mitra dagang. Kinerja usaha pertanian diprakirakan meningkat karena cuaca yang kondusif, peningkatan luas tanam dan produktivitas, serta implementasi program Kartu Petani Berjaya.   “Sementara pengendalian kasus COVID-19 dan penerapan protokol kesehatan yang baik (Clean, Healthy, Safe Environment) akan menghidupkan kegiatan MICE dan pariwisata serta mendorong pemulihan sektor transportasi serta akomodasi dan makan minum,” pungkasnya.   Pada kesempatan yang sama, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengatakan, sebagai upaya dari pemulihan ekonomi, khususnya di Lampung. Dirinya menegaskan bahwa, pengendalian covid-19 tetap harus berjalan dengan konsisten.   “Kita juga tetap secara maksimal melakukan upaya bangkitnya ekonomi kerakyatan di Lampung agar masyarakat yang sudah terlanjut terinfeksi virus bisa mendapatkan solusi pemulihan terbaik. Karena kondisi ini bisa teratasi kalau perekonomian mampu dipertahankan,” katanya.   Menurutnya, semakin besar tekanan agau kesulitan yang dihadapi masyarakat, khususnya perekonomian akan membuat penekanan penyebaran virus semakin sukit dilakukan. “Karena masyarakat harus berkeliaran keluar mencari nafkah, sehingga pengendalian penyebaran virus juga semakin sulit,” katanya.   Dirinya juga berharap, masyarakat dapat menahan diri dan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik selama periode liburan akhir tahun. Salah satunya dengan mengurangi resiko kerumuman khususnya di tempat pariwisata, pasar dan tempat-tempat lain yang berpotensi menimbulkan kerumunan. (rnn)

Sumber: