BBPBL Lampung Serahkan Bantuan Ikan Hias dan Bioflok
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Senin 14-12-2020,09:40 WIB
TELUK PANDAN - Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Provinsi Lampung menyerahkan bantuan 5 paket ikan hias dan 7 paket bioflok kepada pokadakan di Provinsi Lampung.
Penyerahan bantuan ikan hias dan bioflok tersebut diserahkan secara simbolis pada kegiatan forum bimtek penerima bantuan sarana prasarana bioflok dan ikan hias, Jumat (11/12).
Kepala BBPBL Provinsi Lampung Kepala BBPBL Ir. Ujang Komarudin,
M.M.Si mengatakan, lima paket ikan hias yang sudah diperbantukan kepada lima kelompok, diantaranya kelompok Nemo dari Katibung, Karya Laut, Sinar Baracuda. Kemudian bantuan Bipflok diberikan kepada pokdakan Maju bersama Desa Hanura, Tahura Jaya, dan Warna sarijaya serta 4 ponpes di Lampung.
\"Ada 17 paket bioflok dan 15 paket ikan hias insyaallah tahun depan akan kita serahkan kembali,\" ungkap Ujang Komarudin, Jumat (11/12)
Dikatakan, terdapat 16 komunitas yang dikembangkan diantaranya ikan kerapu, bawal, ikan hias fobia, lobster tripang, dan udang laut serta komunitas lainnya.
\" Tugas kami disini yakni mengkaji dan mengembangkan budidaya yang akan digunakan oleh masyarakat. Kami juga mendapatkan tugas sekitar 13 kegaiatan dalam indikator kegiatan termasuk kegiatan bimtek pada hari ini,\" ucapnya.
Selain benih, lanjut Ujang, BBPBL juga memproduksi pakan mandiri, dan rumput. Dimana sudah ada 130 Ribu benih ikan laut, 45 ton pakan mandiri dan 24 ton rumput laut. Dan 80 persen anggaran daari KKP harus dapat dirasakan oleh masyarakat.
\"Setelah kegiatan bimtek hari ini, besok kegiatan akan dilanjutkan kunjung lapangan di Kabupaten Pringsewu untuk melihat bioflok,\" ujarnya.
Ujang Komarudin menyampaikan, satu paket bantuan bioflok untuk ikan lele diprediksi bisa menghasilkan produksi ikan lele sekitar 3 ton atau diperkirakan mencapai omzet Rp 45 juta rupiah.
\"Untuk satu bak bioflogk rata rata 300 kg ikan lele. Dan dalam satu paket bioflok ada 10 bak dengan potensi total produksi mencapai 3 ton. Artinya jika per kilogram harga jual ikan lele mencapai 15 ribu rupiah, berarti potensi pendapatan diperkirakan mencapai 45 juta rupiah,\" paparnya.
Sedangkan untuk budidaya ikan hias, seperti ikan Nemo sebagian besar dikirimkan ke Jakarta. Pasalnya ikan Nemo memilik pangsa cukup besar di Jakarta dan juga untuk diekspor
\"Kalau Lampung tidak terlalu banyak, tapi beberapa tempat wisata sudah ada juga wisata memberi makan ikan Nemo sambil menyelam itu juga menjadi salah satu pangsa pasar dari budidaya Nemo. Karena memelihara akuarium laut tidak semudah air tawar, jadi agak repot apa bila yang punya aquarium air laut ridak telaten sering kali banyak masalah,\" ucapnya.
Dijelaskan, budidaya Nemo saat ini memiliki pangsa pasar yang menjamin. Dimana ,selain titik ekspor di Jakarta juga ada di Bali sehingga pangsa pasar cukup luas. Bahkan sekarang salah satu indikatornya bahwa penangkapan ikan Nemo di alam terus berlangsung, itu menandakan pangsa pasarnya terbuka terus.
\"Nah kita akan terus menekan penangkapan secara liar ini dengan budidaya karena ini memang bisa dibudidayakan. Kita sudah bisa budidaya Nemo sebulan dengan 2000 ekor, dengan nilai jual benih ukuran 5 cm itu kisaran Rp 5000 per ekor. Ada Nemo yang hibrid satu ekornya sampai dengan 150 ribu bahkan jutaan. Sudah cukup banyak hewan laut, ikan ikan yang sudah mulai kurang di alam ini, bahkan punah, sehingga harus kita pertahankan dengan budidaya,\" pungkasnya.
Sementara, Kepala Dinas perikanan Kota Bandar Lampung Erwin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Dan pihaknya bertanggung jawab terhadap keberlangsungan bantuan yang diberikan agar berkelanjutan kedepannya.
\" Saya berharap manfaatkanlah bantuan ini dengan baik.Tentunya bantuan ini dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat,\" singkatnya. (esn)
Sumber: