Proyek Talud Picu Kekcewaan Warga
SRAGI – Program peningkatan infrastruktur jalan wilayah Sragi lagi-lagi menuai kecewa masyarakat. Seperti yang terjadi pada pembangunan talud ruas jalan Mandalasari – Margasari, warga setempat merasa kecele lantaran hasil pembangunan yang tidak maksimal. Padahal talud tersebut sebagai komponen utama menjaga ketahan badan jalan yang berada diarea persawahan tersebut, agar tidak mudah rusak. Namun sayangnya pihak renakan, tak memaksimalkan pembangunan talud tersebut. Sugianto (48) salah satu warga setempat mengamini buruknya hasil pembangunan talud ruas jalan penghubung desa itu. Menurutnya wajar, bila masyarakat mandalasari merasa kecewa dengan hasil pembangunan tersebut. “Banyak yang merasa kecewa, Mas. Pada saat pengerjaan warga juga sempat melakukan gotong royong menimbun jalan, yang kita lihat proses pembangunannya tidak maksimal,” ujar Suginto memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, saat ditemui di kediamannya di Desa Margasari, Senin (21/12) kemarin. Padahal kata Sugianto, dana pembangunan talud yang bersumber dari ABPD Lampung Selatan itu mencapai Rp 153,9 juta. Namun hasil pembangunan tidak sebanding dengan anggaran dana yang telah digelontorkan. “Kalau melihat hasilnya memang enggak sesuai dengan dananya, yang mencapai Rp 150-han juta. Perbaikan hanya ala kadarnmya, masih ada talud yang sudah jebol tapi enggak diperbaiki,” tuturnya. Hal senada juga diutarakan oleh Hermawanto, menurutnya CV. Berkah Jaya sebagai rekanan hanya memperbaiki talud yang sudah roboh saja. Sementara talud yang sudah redat tidak diperbaiki. “Yang diperbaiki talud yang sudah roboh saja, dan peninggian. Itupun talud pembangunannnya tidak digali ulang. Hanya disambung saja dari talu yang masih tersisa ditanah. Bahkan ada talud yang sudah jebol dan retak dilewatkan, tidak diperbaiki. Hasil talud yang diperbaiki juga tidak lurus, mencong,”tuturnya. Padahal seharusnya pembangunan talud tersebut dilakukan dengan maksimal. Sebab mejadi komponen utama agar kondisi tanah tidak labil, sehingga badan jalan tidak mudah rusak. “Ruas jalannya kan ada di area sawah, harusnya pembangunannya dilakukan dengan maksimal. Sebab talud ini mejaga tanah agar tidak labil. Tapi kalau pembangunannya seperti ini, badan jalan jadi mudah rusak,” ungkapnya. Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penguji Konstruksi dan Bangunan Kecamatan Ketapang-Sragi, Sukatmanto menuturkan, beberapa titik kerusakan talud yang tidak mendapat perbaikan lantaran kekurangan dana. Selain itu pembangunan talud tersebut hanya perbaikan tambal sulam saja. “Ini cuma perbaikan tambal sulam saja, enggak perbaikan total kerana keterbatasan anggarannya,” pungkasnya. (vid)
Sumber: