Puluhan Hektar Kebun Sawit Beralihfungsi
PALAS – Harga komoditas sawit yang fluktuatif membuat puluhan hektar perkebunan sawit di Desa Pulaujaya, Kecamatan Palas dibabat habis oleh petani. Selama periode dua tahun belakangan, dari sekitar 100 hektar perkebunan sawit masyarakat, kini hanya tersisa 20 hektar saja. Alasannya hasil panen sawit sudah tidak sebanding dengan biaya produksi. Ketua Gabungan Kelompok Tani Sragi Jaya, Desa Pulau Jaya, Dedi mengungkapkan, sampai dengan saat ini perkebunan sawit di Desa Pulaujaya kini telah dibabat lantaran harga jual sawit yang kerap naik turun. “Sudah bisa dikatakan habis, Mas. Dari tahun 2018 kebun sawit masyarakat sudah mulai dibabat. Karena harga yang naik turun, sering jatuh. Hasil jual suda tidak sebanding dengan biaya operasional, biaya angkut,” ujar Dedi memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, saat ditemui di kediamannya, Senin (4/1) kemarin. Dedi menuturkan, Masyarakat memilih membabat lahan perkebunan sawit untuk dialihkan menjadi lahan persawahan. Karena menanam padi saat ini lebih menguntungkan dibandingkan menanam sawit. Dari sekitar 100 hektar perkebunan sawit masyarakat kini sudah 80 hektar lahan yang telah dialih fungsikan menjadi persawahan. “Sekarang kebun sawit yang masih bertahan 15 – 20 hektar. Sisanya sudah dialih fungsikan menjadi lahan sawah. Karena menanam padi lebih menghasilkan dibanding sawit,” ungkapnya. Tak hanya itu saja, perkebunan karet masyarakat juga bernasib sama. 20 hektar kebun karet juga telah dialihfungsikan di tahun 2020 karena harga yang jatuh. “Kebun karen juga sama, sekarang banyak dicetak jadi sawah. Karena harga yang sering hancur, sampai Rp 3.000 per kilogramnya,” sambungnya. Hal senada juga diamini oleh Kepala Desa Pulua Jaya Roliyah, bahkan 3,5 hektar kebun sawit miliknya juga telah dialih fungsikan menjadi lahan persawahan. Padahal tanaman sawit miliknya masih dipuncak usia produksi. Pengalihfungsian perkebunan sawit menjadi lahan persawahan ini juga disebabkan peningkatan sarana irigasi di Desa Pulau Jaya. “Kalau modalnya pinjam di bank, lunasnya belum lama. Kebun sawit sudah dibabat. Karena itu hasil menanam padi lebih menguntungkan, apalagi sekarang sudah ada normalisasi irigasi, bisa tanam dua kali setahun,” pungkasnya. (vid)
Sumber: