Bayar Rp 40 Juta, SK Honda tak Terbit

Bayar Rp 40 Juta, SK Honda tak Terbit

Oknum Kabid Dispora ’Nyalo’ Honorer

PALAS – Praktik percaloan dengan iming-iming SK honor daerah yang dilakukan oknum ASN di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lampung Selatan, terkuak. Ini lantas mencoreng citra Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan yang tengah serius dengan revolusi mental ASN. Sialnya, dua orang asal Kecamatan Palas terjerembab dalam iming-iming menjadi honor daerah (Honda). Keduanya telah menyetor kepada oknum Kepala Bidang Olahraga (Dispora) sebesar Rp 40 juta. Masing-masing dari mereka telah membayar Rp 20 juta, dari penawaran Rp 30 juta per orangnya. Kasus ini mengemuka setelah AH, warga Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas membeberkan praktik percaloan yang dilakukan olah ASN Lampung Selatan. Ia merasa ditipu sebab SK honda yang dijanjikan tak kunjung terbit sementara uang yang disetor tak juga balik. AH menceritakan, pada September 2020 lalu ai diminta RR memberikan uang sebesar Rp 40 juta. Uang itu sebagai pelicin agar istri dan keponakannya bisa menjadi pegawai honor daerah di Lampung Selatan. “ Katanya bisa masuk pegawai honda di puskesmas dan di kecamatan. Saya dimintai uang sebesar Rp 60 juta. Sebesar Rp 40 juta sudah saya setor di September 2020, sementara sisanya ketika SK telah keluar pada 1 November 2020,” ungkap AH kepada Radar Lamsel, Senin (4/1/2021) kemarin. Setelah hari yang dijanjikan tiba, namun SK hononer milik istri dan keponokannya itu, tak jua ada. Uang pelicin sebesar Rp 40 juta juga tidak dikembalikan oleh RR hingga saat ini. “Ya saya merasa ditipu. Karena sampai sekarang SK honda untuk istri saya dan keponakan saya enggak dikeluarkan, padahal ASN ini berjanji SK-nya akan dikeluarkan pada 1 November. Uang yang saya berikan juga tidak kembali,” ungkapnya. Pada 9 November RR juga telah membuat pernyataan bahwa uang pelicin tersebut akan dikembalikan kepada AH pada 20 November. Tapi lagi-lagi AH dibuat kesal karena RR melanggar pernyataan yang disepakait tersebut, uang tak diberikan oleh RR. Sampai akhirnya kasus penipuan  ini dilaporkan kepada Polsek Kalianda. Namun sampai saat ini kasus yang menimpanya ini tidak ditindaklanjuti. “Sudah saya laporkan pada 22 November kemarin, tapi sampai sekarang enggak ada tindak lanjutnya,” sambungnya. Sementara RR mengakui telah menerima uang sebesar Rp 40 juta dari AH. Ia berani menjanjikan istri dan keponakan AH jadi honorer daerah berlandaskan pengakuan loyalitas dirinya pada Bupati Lampung Selatan. RR berdalih, uang tersebut digunakan untuk membayar hutang. Karena pada penataan Gor Way Handak ia mengklaim telah mengeluarkan uang pribadinya. Namun tak dijelaskan berapa besaran uang yang tergulung di GWH dari pengakuannya itu. “Iya uang itu untuk istri dan ponakannya agar bisa masuk pegawai honda. Uang ini buat bayar hutang, saya masih ada hutang pada pembangunan penataan taman GWH 2019 lalu, pikir saya kan saya loyal dengan Pak Bup rencana saya mau minta honda untuk istrinya itu” terangnya. Meski begitu RR juga mengaku, uang sebesar Rp 40 juta yang ia terima akan dikembalikan kepada AH pada 11 Januari mendatang. Keterangan RR itu disampaikan saat wartawan Radar Lamsel mengonfirmasinya. “Sekarang masih cari, uang sebesar Rp 40 juta yang sudah saya terima akan saya kembalikan pada 11 Januari nanti,” pungkasnya. Radar mengulik peranan RR yang menjanjikan SK honda kepada dua warga Palas tersebut. RR kembali berdalih, dengan pengakuan coba-coba mewujudkan asa dua persona itu menjadi honor daerah. “ Saya mau coba aja, ya mau minta tolong. Terus terang saja duit saya pribadi banyak terpakai untuk ngurusin GWH. Dulu kan fasilitas GWH tak sebagus sekarang ini,” kilahnya seraya menegaskan hanya dua orang itu yang setor uang kepadanya. Dengan lempeng RR mengatakan satu orang Rp 30 juta. Lantaran keduanya baru membayar masing-masing Rp 20 juta maka sisanya Rp 10 juta akan dibayarkan setelah SK ditangan. “ Kalau saya bertanggungjawab, gimana-gimana juga. Senin depan akan saya pulangkan. Boleh dikatakan saya punya hutang dan saya pakai untuk membayar penataan GWH yang pakai uang pribadi, untuk taman dan fasilitas penunjang,” terangnya. (vid/red)

Sumber: