Demonstrasi Dahulu, Tindaklanjut Kemudian

Demonstrasi Dahulu, Tindaklanjut Kemudian

Solusi Rumah Hamzah Ditentukan 27 Januari

  PENENGAHAN - Hujan deras yang terjadi pada Minggu (24/1/2021) membuat rumah Hamzah banjir lagi. Kondisi semacam ini merupakan rutinitas yang selalu dialami Hamzah ketika hujan turun. Sehari sebelumnya, puluhan warga menggelar aksi dukungan kepada Hamzah. Warga Dusun PKS, Desa Penengahan, menggelar demonstrasi di kilometer 9,5 Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Sabtu (23/1/2021). Dengan mengenakan masker, warga menyampaikan aksi protes di pagar pembatas jalan. Mereka juga membawa berbagai ukuran batu, mulai dari kecil sampai besar. Dalam kesempatan itu, warga menyampaikan dukungan mereka terhadap Zamzah, yang rumahnya selalu dilanda kebanjiran saat turun hujan akibat dampak pembangunan JTTS. Warga mengaku sudah bosan dengan solusi-solusi yang ada, tetapi tidak pernah ada perbaikan apapun. \"Kami sudah tidak tahan lagi. Kami minta relokasi baru,\" kata Rifin (34), dalam orasinya. Ucapan Rifin disambut teriakan \'setuju\' oleh puluhan warga lainnya. Dengan menegaskan bahwa permintaan mereka hanya meminta relokasi rumah Hamzah. Protes warga berlanjut. Mereka mengetuk pagar pembatasan jalan dengan batu-batu yang dibawa. Beruntung aksi mereka bisa dikendalikan oleh aparatur desa. Sekretaris Desa Penengahan, Firdaus, S.Sos berusaha menenangkan mereka supaya tidak bertindak anarkis. Dia juga meminta membuang batu yang dibawa oleh warga. Firdaus mengatakan bahwa Aparatur Desa siap menampung keluhan yang disampaikan warga, sekaligus mengupayakan solusi banjir. \"Tarok taruh dulu, Pak. Tolong taruh dulu batunya. Ini pasti ada solusinya. Masalah banjir di rumah Pak Hamzah ini pasti ada solusinya,\" katanya. Firdaus mengatakan bahwa pemerintah desa sudah menghubungi Kepala Desa Penengahan, Shofiuddin, dan Camat Penengahan, Erdiyansyah, S.H.,M.H. untuk menindaklanjuti persoalan banjir di rumah Hamzah. Dia lantas meminta warga membubarkan diri, dan kembali ke rumah masing-masing. \"Saya sudah lapor ke Pak Kades, sudah lapor ke Pak Camat. Surat kemarin sudah dilaporkan ke PT. HK. Jadi mohon tenang, Bapak-Bapak, dan Ibu-Ibu,\" katanya. Setelah berhasil meredam demonstrasi warga, Radar Lamsel menerima info bahwa Aparatur Desa Penengahan menggelar mediasi bersama Camat Penengahan, Kapolsek Penengahan, dan perwakilan dari PT. PP. Ada beberapa poin kesepakatan yang dituangkan dari mediasi ke dalam berita acara itu. Camat mengamini ada perjanjian antara warga dengan pihak PT. PP dalam berita acara yang dibuat. Di antaranya, pihak PT. PP menjanjikan paling lambat tanggal 27 Januari 2021 sudah ada solusi konkret. Di sisi lain, tuntuan warga meminta pendalaman box culvert, sehingga tidak menimbulkan banjir lagi. Kemudian relokasi 1 unit rumah milik Hamzah, yang terdampak. Walaupun JTTS sudah berjalan beberapa tahun, hingga kini belum ada perbaikan. Mantan Camat Kalianda ini mengatakan bahwa pihaknya juga sudah melayangkan surat kepada PT. PP sejak 3 bulan yang lalu. Tetapi belum ada action dari perusahaan BUMN itu. \"Hanya ditinjau-tinjau saja. Kemarin, kita sudah layangkan surat ke PT. HK terkait itu. Dan hasil mediasi sudah kita laporkan kepada Bapak Bupati,\" katanya. Mufti, perwakilan dari PT. PP, sudah menyampaikan isi 4 poin yang tertuang dalam berita acara. Namun, Pelaksana Lapangan PT. PP ini belum bisa memastikan apakah ada realisasi pada tanggal 27 Januari mendatang. \"Sudah saya sampaikan ke Pimpinan, dan sedang digodok,\" katanya. Sebelumnya, Sekretaris Desa Penengahan, Firdaus, mengatakan bahwa PT. PP sebetulnya pernah mengunjungi lokasi banjir di Dusun PKS pada November 2020 lalu. Tapi tujuan perusahaan itu hanya membersihkan saluran air saja, lalu membuang sampah yang tersangkut di dalam drainase. “Katanya mau dibuat penangkis air, tapi sampai sekarang belum ada realisasi juga,” katanya. Membuat penangkis air sebetulnya tidak akan mengubah apapun. Menurut Firdaus, langkah itu malah berpotensi menambah luapan air yang lebih besar. Sebab, penangkis hanya berperan menghadang aliran air supaya tidak menabrak bagian depan rumah Hamzah. “Tapi, nanti air yang dari (tol) Hatta bisa bertabrakan dengan yang di sini. Kalau kondisinya begitu, luapannya malah makin besar,” katanya. Pemerintah Desa Penengahan tidak akan tinggal diam. Firdaus mengatakan pihaknya terus menekan PT. PP supaya mendengarkan solusi yang mereka sampaikan. Dalam waktu dekat, Pemdes Penengahan memiliki rencana dengan mengirimkan surat lagi. “Di sisi lain, sudah ada ancaman. Kalau sampai tidak ada perubahan, warga akan protes dengan memblokir jalan (tol),” katanya. Pemdes Penengahan meminta PT. PP merelokasi rumah Hamzah. Itulah satu-satunya cara yang bisa menyelamatkan Hamzah dari banjir yang terus menghantuinya. Radar Lamsel mengonfirmasi perwakilan kantor PT. PP di Kalianda, Ibnu. Tapi dia tidak membalas pesan WhatsApp meski sempat online.  (rnd)

Sumber: