Pantau Serangan di Tanaman Lewat PPHT

Pantau Serangan di Tanaman Lewat PPHT

RAJABASA - Kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Rajabasa mulai memantau perkembangan tanaman padi akibat tingginya intensitas hujan. Langkah ini diambil demi mencegah dampak buruk terhadap tanaman, yang kerap disusul dengan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Dari catatan informasi yang dikumpulkan kelompok tani, curah hujan dasarian ke-1 dan ke-2 tercatat di atas 200 mm. Kondisi tersebut membuat petani khawatir. Demi mengamankan perkembangan hama, Poktan bersama POPT menggiatkan pengamatan tanaman di Desa Banding dengan rutin dan terjadwal. \"Untuk pengamanan saja, kami lihat perkembangannya seperti apa,\" kata Ketua Poktan Melati Jaya III, Bakri, kepada Radar Lamsel, Selasa (26/1/2021). Bakri mengatakan bahwa kelompoknya memantau perkembangan hama di lahan dengan metode yang efektif. Caranya melalui PPHT (penerapan pengendalian hama terpadu) swadaya. Apalagi langkah semacam ini dinilai memang sudah lama dipakai oleh kelompok-kelompok tani di Desa Banding. Rusli, anggota Poktan Melati Jaya III, mengatakan bahwa saat ini umur tanaman sudah masuk di tahap pengisian bulir. Artinya, kata dia, kelompok harus lebih waspada terhadap pelbagai serangan hama. Jika tidak, ancaman nyata akan diberikan oleh OPT maupun curah hujan yang tinggi. \"Selaku anggota kelompok tani, saya merasa khawatir. Tapi rasanya sekarang berkurang karena adanya kegiatan PPHT ini,\" katanya. POPT Kecamatan Rajabasa, Syafruddin, mengatakan bahwa Poktan yang sekarang sudah cerdas, dan bisa mengambil langkah tepat untuk membasmi serangan OPT maupun menangkal kerusakan yang ditimbulkan oleh cuaca. Karena, kata dia, pihaknya bersama Poktan selalu melaksanakan pengamatan rutin. \"Dan sangat terbukti. Dengan menerapkan PPHT saat ini, kondisi tanamannya bagus. Padahal dari awal tanam sampai saat ini belum pernah menggunakan pestisida kimia,\" katanya. Biasanya, lanjut Syafruddin, sebelum ada kegiatan PPHT dengan umur tanaman seperti sekarang, penyemprotan pasti dilakukan sebanyak 10-15 kali. Dengan cara yang sekarang, diharapkan semua petani di Kecamatan Rajabasa bisa menerapkan teknologi ramah lingkungan tersebut. (rnd)  

Sumber: