Tingkatkan Kapasitas Petani Milenial
JATIAGUNG - Kementerian Pertanian RI melalui Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) bekerjasama dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA), meningkatkan Kapasitas Petani Milenial, di Kampus ITERA, Kamis (18/3). Kegiatan yang diikuti sebanyak 70 peserta yang terdiri dari para petani milenial dari berbagai daerah di Bandar Lampung, perwakilan dosen ITERA, serta para peneliti dan penyuluh pertanian. Kegiatan Bimtek dibuka oleh Walikota Bandarlampung Hj. Eva Dwiana, dan dihadiri oleh Kepala BBSDLP Kementan RI Husnain M.P., M.Sc., Ph.D., Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z Tamin, M.Sc., Ph.D., IPU., Wakil Rektor Bidang Non-Akademik Prof. Dr. Sukrasno, M.S., Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan ITERA Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., serta Kepala BPTP Lampung Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si., dan tamu undangan. Rektor ITERA Prof. Ir. Ofyar Z Tamin, M.Sc., Ph.D., dalam sambutan menyampaikan, sebagai perguruan tinggi yang memiliki misi menjadi forest campus atau kampus berwawasan hutan, ITERA telah mengembangkan berbagai program penghijauan seperti mendirikan Kebun Raya seluas 75 ha, Kebun Buah sebagai pusat agroekowisata sebesar 10 ha, hutan serbaguna sebesar 10 ha, dan arboretum sebesar 5 ha. Salah satu program yaitu pembangunan kebun buah juga mendapat dukungan langsung dari Kementerian Pertanian, dan Ketua Komisi V DPR RI yang belum lama ini mengunjungi lokasi Kebun Buah ITERA. Rektor berharap, dengan diadakannya bimtek peningkatan kapasitas petani milenial, yang juga melibatkan para dosen dan peneliti ITERA diharapkan akan lahir banyak inovasi dan teknologi yang kemudian mendukung sektor pertanian masa kini. Sebab, menurut Rektor petani milenial adalah petani yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendorong peningkatan produksi, dan melakukan inovasi produk pertanian. “Pertanian saat ini tidak bisa lepas dari teknologi revolusi industri 4.0. Untuk bisa menganalisa lahan yang baik untuk pertanian, saat ini petani dapat menggunakan teknologi citra satelit, dan teknologi lainnya, sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian,” ujar Rektor. Sementara Walikota Bandar Lampung Hj. Eva Dwiana menyebut, bimtek bagi petani milenial sangat tepat dilakukan guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 sektor pertanian dinilai paling mampu menopang ekonomi masyarakat. Eva juga berharap pertanian di Bandar Lampung meski memiliki lahan terbatas namun dapat memberikan hasil yang mendukung kesejahteraan keluarga, dengan memanfaatkan teknologi dan cara-cara pertanian terbaru. “Kami berharap melalui pelatihan kepada anak-anak muda di Bandar Lampung, mudah-mudahan meski lahan terbatas bidang pertanian dapat menghasilkan khususnya bagi keluarga, dan pelatihan ini dapat disebarkan ke seluruh penjuru Lampung,”ujar Eva. Kepala BBSDLP Kementan RI Husnaini M.P., M.Sc., Ph.D., menyebut, kegiatan bimtek bagi petani milenial ditargetkan menjadi ajang saling sharing tentang perkembangan pertanian masa kini, termasuk dalam pengembangan teknologi pertanian. Terlebih kegiatan bimtek diadakan di kampus ITERA yang juga memiliki konsentrasi dalam bidang pengembangan teknologi. “Dalam kegiatan ini kami akan sampaikan teknologi unggulan pertanian yang sudah ada, dan yang sedang kami kembangkan, serta menghimpun teknologi apa yang menjadi kebutuhan, sehingga kerja sama dengan ITERA sangat dibutuhkan,”ujar Husnaini. Kegiatan bimtek tersebut juga menjadi bagian dari program Kementerian Pertanian yakni kegiatan padat karya, dan turun langsung melibatkan petani dalam menghimpun pengalaman keberhasilan, dan masukan dari petani untuk ditindaklanjuti Kementan RI. Dalam kegiatan bimtek, para peserta mendapatkan materi dari para narasumber kompeten dimasing-masing bidang seperti materi tentang teknologi pengolahan lahan kering masam yang disampaikan Dr. Neneng L. Nurida, pengenalan produk-produk pupuk berbasis mikroba oleh Dra. Selly Salma, M.Si., pemanfaatan rekomendasi pengelolaan lahan oleh Dr. Hikmat, M.Si., smart irigation, oleh Dr. Arivin Rifai, dan digital soil sensing kit oleh Dr. Adha F. Siregar. (rnn/rls)
Sumber: