Tekan Biaya Pakan, Peternak Pilih Gembalakan Itik di Sawah

Tekan Biaya Pakan, Peternak Pilih Gembalakan Itik di Sawah

PALAS – Guna menekan biaya pakan itik petelur yang cukup tinggi, banyak peternak itik petelur diwilayah Palas dan Sragi memilih mengembalakan itik petelur mereka di lahan persawahan yang baru selesai dipanen. Lahan sawah yang baru selesai dipanen dan kondisi masih becek, merupakan sumber pakan alami bagi itik petelur. Dilahan seperti ini, terdapat sumber makanan untuk itik petelur seperti, keong mas, cacing tanah dan sisa gabah padi yang tertinggal setelah masa panen. Sumber pakan alami ini berdampak pada peningkatan produktifitas telur itik tanpa harus mengelurkan kocek dana yang tinggi untuk membeli pakan buatan seperti, dedak dan konsentrat. Seperti yang dilakukan Sarjan (45), warga Desa Bangunan, Kecamatan Palas. Pemilik ternak itik sebanyak 400 ekor ini mengatakan, untuk menyiasati biaya produksi pakan itik petelur yang cukup tinggi, setiap hari dia memilih mengembalakan itik petelurnya dilokasi persawahan milik warga sekitar setelah selesai dipanen. Dengan demikian, Sarjan mengaku mampu menekan biaya produksi pakan hingga mencapai 100 persen. “Biaya pakan untuk 400 ekor itik petelur jika tidak gembalakan mencapai Rp160 ribu dengan rincian 150 ribu untuk 1,5 kuintal dedak dan Rp10 ribu untuk 1 kilogram konsentrat perhari. Jika digembalakan dilahan sawah, saya tidak perlu mengeluarkan biaya. Karena lokasi sawah yang becek setelah dipanen merupakan sumber pakan alami cukup berlimpah bagi itik petelur,” kata Sarjan, Sabtu (25/6). Sarjan menjelaskan, lokasi sawah becek setelah masa panen merupakan sumber pakan yang cukup bagi itik petelur seperti cacing tanah, keong mas dan banyak sisa padi yang tertinggal seusai dipanen oleh pemilik sawah. “Disawah yang baru dipanen banyak terdapat sumber pakan alami itik petelur seperti, keong mas, cacing tanah dan gabah,” kata Sarjan. Kondisi pakan yang cukup kata Sarjan lagi, baik pakan alami atau pakan buatan merupakan faktor pendukung produktifitas itik petelur untuk menghasilkan telur dengan kualitas baik. “Yang terpenting itik petelur cukup pakan. Dengan cukup pakan, maka itik petelur setiap hari bisa bertelur baik itu dari pakan hasil buatan atau pakan alami,” kata Sarjan. Senada dikatakan Tedi (50) warga Seputih Raman, Lampung Tengah (Lamteng). Pemilik 600 ekor itik petelur ini mengaku, pakan alami selain terbukti mampu meningkatkan produktifitas itik petelur untuk bertelur. “Dengan cara mengembalakan itik petelur diareal sawah yang becek setelah dipanen oleh pemilknya, saya tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pakan,” kata Tedi. Menurut dia, biaya produksi untuk 500 ekor itik petelur adalah, 1,5 kuintal dedak dan 1 kilogram konsentrat. Rinciannya, satu ekor itik petelur idealnya membutuhkan pakan 12 kilogram dedak dan dicampur sedikit konsentrat. Kemudian 1 kilogram dedak Rp1.500 dan 1 kilogram konsentrat Rp10 ribu. “Sebanyak 500 ekor itik petelur produktif umur 6 bulan mampu menghasilkan 350 butir telur setiap harinya. Perbutir telur dijual Rp1.500 - Rp1.800. Modal usaha untuk satu ekor itik petelur umur satu minggu mencapai Rp35.000 dan untuk itik petelur yang siap produksi yakni umur 6 bulan mencapai Rp75.000,” pungkasnya. (yan)

Sumber: