Optimis Raih Pendapatan di Tengah Pandemi

BAKAUHENI – PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimis mempertahankan laju bisnis perseroan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Penerapan pembatasan mobilitas penumpang, dan kendaraan selama hampir 1,5 tahun akibat pandemi menggerus angka produksi penyeberangan dan pendapatan yang diraih. Direktur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi, mengatakan sejak Covid-19 melanda Indonesia pada Maret tahun 2020 hingga saat ini berdampak signifikan terhadap kinerja ASDP dengan menurunnya produksi penumpang dan kendaraan penumpang. “Mulai dari PSBB pada tahun 2020, PPKM Mikro hingga PPKM Darurat pada tahun ini,” tutur Ira dalam siaran pers No. 056/SP-ASDP/VII/2021 yang diterima Radar Lamsel pada Kamis (22/7/2021). Menurut Ira, hanya layanan sektor logistik yang relatif stabil selama masa pandemi Covid-19 ini. Hal ini dikarenakan layanan angkutan barang tetap beroperasi penuh sejak awal, demi tetap menjaga pasokan barang di daerah. Berdasarkan data produksi penyeberangan semester I-2021, ASDP mencatat telah melayani sebanyak 1,83 juta penumpang yang tercapai 66 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 2,75 juta atau turun 9 persen dari realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 2 juta penumpang. Diikuti kendaraan roda dua, dan roda tiga sebanyak 1 juta unit yang tercapai 80 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 1.27 juta atau turun 9 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 1,26 juta unit. Lalu, kendaraan roda empat lebih sebanyak 1,18 juta yang tercapai 99 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 1,19 juta unit dan naik 23 persen bila dibandingkan realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 960 ribu unit. Sedangkan untuk barang, ASDP berhasil mengangkut hingga 465 ribu ton yang tercapai 82 persen dari target RKAP 2021 sebanyak 565 ribu ton barang dan naik 18 persen dari realisasi periode sama tahun 2020 sebanyak 395 ribu ton. Pada semester I-2021, ASDP berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,69 triliun. Nilai pendapatan ini mencapai 91 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp1,86 triliun dan naik 18,4 persen dari realisasi semester I-2020 sebesar 1,43 triliun. Selanjutnya, ASDP berhasil membukukan laba sebesar Rp147 miliar atau mencapai 456,8 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp32 miliar dan mencapai 282, 5 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang minus sebesar Rp80,5 miliar. Direktur Keuangan IT dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan, mengatakan meski kondisi pemulihan industri transportasi dan pasar modal di Indonesia di kuartal II-2021 belum kembali mencapai kondisi normal jika dibandingkan dengan tahun 2019, proyeksi pertumbuhan usaha dan pasar modal di kuartal II-2021 ini justru meningkat dibandingkan dengan kuartal II- 2020. Sejalan dengan tujuan ASDP sebagai perusahaan terdepan di industri transportasi penyeberangan di Indonesia dan regional, salah satu roadmap yang akan dilakukan adalah InitialPublicOffering/IPO atau penawaran saham kepada publik. Rencana IPO ASDP ini sejalan dengan lima prioritas Kementerian BUMN. Prioritas tersebut adalah dengan memberikan nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, melakukan inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi serta pengembangan bakat sehingga sebagai BUMN mampu bersaing secara mandiri. Kondisi pemulihan pada masa resesi ini merupakan momentum yang dapat dimanfaatkan oleh ASDP untuk melakukan investasi pengembangan bisnis. Hal ini berdasarkan pengalaman saat resesi tahun 2008 terhadap perusahaan yang dapat memanfaatkan momentum pemulihan (recovery), dapat menjadi champion di industri. “Karena itu, rencana IPO tahun 2022 merupakan langkah lanjutan bagi ASDP untuk menjadi salah satu pemenang dalam industri bisnis di Indonesia,” katanya. Melalui IPO, ASDP diproyeksikan mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh proyeksi pendapatan ASDP sebesar Rp 5 triliun pada tahun 2024, net profit sebesar Rp 607 miliar , nilai asset sebesar Rp 13,6 triliun dan ekuitas sebesar Rp 12,4 triliun pada tahun 2024. Adapun rencana investasi ASDP dan anak usaha mencapai Rp 6,5 triliun yang diproyeksikan akan didanai sebagian besar oleh dana publik melalui IPO dan penerbitan instrumen keuangan lainnya. (rnd)
Sumber: