Gagal Sebelum Cicipi Hasil Jual

Gagal Sebelum Cicipi Hasil Jual

Budidaya Rumput Laut Bandar Agung

    SRAGI – Budidaya rumput laut yang dikembangkan oleh Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) Bunut Bahari Sejahtera dan Sahabat Bahari di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi temui kegagalan. Budidaya rumput laut yang disokong bantuan Sarana dan Prasarana Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung pada Desember 2020 itu gagal dimasa pengembangan. Gagalnya pengembangan budidaya rumput laut di wilayah pesisir timur Lampung Selatan ini,  selain disebabkan ledakan serangan penyakit, juga disebabkan gelombang tinggi yang terjadi dalam satu bulan terakhir. Ketua Pokdakan Bunut Bahari Sejahtera, Aharudin menjelaskan, gagalnya pengembangan budidaya rumput laut bantuan pemerintah itu akibat serangan penyakit Ice Ice yang membuat tanaman rumput laut mati sebelum memasuki masa panen. “Belum sempat kita panen untuk dijual. Di bulan kedua dan ketiga kita panen namun hasilnya untuk perluasan. Kegagalan ini masih difase pengembangan karena serangan penyakit Ice Ice dan bulu babi,”ujar Aharudin memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Kamis (26/8) kemarin. Aharudin mengungkapkan, selain penyakit faktor lingkungan juga tantangan budidaya rumput laut ini bantuan pemerintah itu. Gelombang tingggi yang kerap terjadi di daerah itu juga telah menghancurkan lahan budidaya rumput laut itu. “Dua kelompok  dapat 60 bentang dengan panjang masing-masing 50 meter. Tapi sekarang semuanya sudah hancur karena dihantam gelombang tinggi pada musim angin timur kemarin,” ungkapnya. Hal senada juga diutarakan oleh Rana, koordinator lapangan Pokdakan Bunut Bahari Sejahtera ini menuturkan, kegagalan budidaya rumput laut ini tak lepas dari kondisi lingkungan laut Desa Bandar Agung. “Lingkugan lautnya juga kurang cocok, selain kurang bersih juga kerap terjadi gelombang tinggi. Harusnya sebelum memberikan bantuan ada pengkajian lingkungan dulu. Seperti apa kondisi lautnya, cocok atau tidak untuk rumput laut,” ungkapnya. Dengan kondisi alam yang seperti ini, sambung Rana, budidaya kerang hijau yang paling berpotensi untuk dikebangkan di desanya itu. “Harapan kami DKP dapat melirik budidaya kerang hijau ini. Karena beberapa anggota kelompok sudah berhasil mengembangkan budidaya kerang hijau ini,” harapnya. (vid)

Sumber: