Zulkifli Hasan : Adat dan Budaya Harus Dilestarikan
Hari Raya Idul Fitri menjadi momentum untuk saling bermaaf-maafan sesama umat muslim. Tak terkecuali masyarakat adat Marga Legun kebandaran Way Urang di Kota Kalianda. Seperti apa ? Laporan Idho Mai Saputra, Kalianda JUM’AT (8/7) pagi, rumah adat marga legun sudah terlihat sibuk dan ramai. Ya, hari itu dijadwalkan akan digelar halal bi halal sekaligus berziarah ke makam leluhur yang berada tidak jauh dari rumah adat tersebut. Tampak Pangeran Marga Legun Kombespol Rudi Setiawan., SIK, S.H., M.H., yang bergelar Pangeran Sangon Ratu Ya Bandakh telah mengenakan pakaian muslim berwarna putih untuk berziarah. Dengan dikawal oleh puluhan hulu balang dan punggawa untuk menuju ke pemakaman keluarga yang berada di Lingkungan Kota Baru, Kelurahan Way Urang. Tampak iringan tuping berada di barisan paling depan untuk mengawal sang pangeran. Lalu dilanjutkan dengan iringan kesenian rudat dan disusul para hulubalang dan punggawa mengawal pangeran hingga menuju ke pemakaman. Tak banyak yang dilakukan dalam prosesi ziarah tersebut. Setelah melakukan doa bersama yang dipimpin Ustad Burhanuddin, S.H.I., rombongan lalu kembali ke rumah adat untuk bersiap melaksanakan halal bi halal yang digelar usai Sholah Jum’at. Menurut Pangeran Sangon Ratu ya Bandakh, berziarah ke makam leluhur memiliki makna untuk mengetahui sejarah dimasa lampau. Karena, berziarah merupakan kewajiban anak kepada orang tua yang telah mendahului. “Jadi, ziarah jangan disalah artikan dengan yang tidak-tidak. Ini kewajiban kita sebagai umat muslim mendoakan orang tua kita yang telah mendahului kita,”ujar Rudi Setiawan. Selain itu, lanjutnya, ziarah memiliki manfaat yang cukup banyak. Yakni, kita diingatkan maha besar kekuasaan Allah SWT. “Suatu saat kita akan menghadap juga kepadanya. Kita wajib mendoakan orang tua yang telah mendahului kita. Ini untuk mawas diri kita agar tidak dijadikan sebagai umat yang sombong,”imbuhnya. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan halal bi halal yang langsung dihadiri Ketua MPR-RI H. Zulkifli Hasan dan Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan. Tampak juga Wakil Ketua DPRD Lamsel H. Roslina, Kapolres Lamsel AKP Adi Ferdian Saputra dan Dandim 0421 Letkol Arm Untoro Haryanto hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, H. Zulkifli Hasan sangat menyambut baik kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat adat marga legun. Karena, dengan acara tersebut bisa merekatkan kembali kekerabatan antar sesama. Mantan Menetri Kehutanan RI ini juga berpesan untuk terus melestarikan adat dan budaya. Sebab, kewajiban melestarikan adat budaya merupakan perintah dalam undang-undang di Indonesia. “Oleh karena itu adat istiadat harus terus dijunjung setinggi-tingginya dan tidak boleh punah. Karena, itu yang menjadi sumber ekonomi nasional dan sumber ke Indonesiaan kita,”ucap Zulkifli Hasan. Keragaman adat dan suku, imbuhnya, harus menjadi kekuatan yang ada di Indonesia. Maka, kita tidak boleh malu mengakui budaya yang ada di daerah kita sendiri. “Ini identitas, ini seragam kita,suku apapun itu, kita harus punya kebanggaan itu. Yang harus kita lakukan adalah saling menghormati antar sesama budaya. Karena Indonesia adalah Bhineka. Indonesia itu berbeda-beda namun tetap satu,”imbuhnya. Diakhir sambutannya Zulkifli Hasan juga menghaturkan permintaan maafnya kepada seluruh masyarakat adat marga legun kebandakhan Way Urang jika dalam ucapan dan perbuatan pernah melakukan kesalahan. “Mari pada kesempatan yang baik ini kita sama-sama saling maaf memaafkan. Setelah hari raya ini, kita mulai kehidupan kita seperti kertas putih tanpa goresan,”tutupnya. Sementara itu, Pangeran Sangon ratu ya Bandakh juga mengucapkan hal yang serupa. Dia berharap kegiatan ini bisa terus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya. Rudi Setiawan juga mengaku siap untuk melestarikan adat dan budaya peninggalan leluhur. Meskipun, untuk mencapai hal tersebut diperlukan perlu pengorbanan waktu dan tenaga yang cukup banyak. “Karena kita menyadari, kalau tidak pernah dilestarikan lambat laun akan hilang seiring kemajuan zaman dan tekhnologi. Kita juga mengetahui sekarang banyak terjadi perubahan tekhnologi,”kata Rudi Setiawan. Dia juga mengaku miris dengan banyaknya perubahan yang terjadi sekarang ini. Misalnya, sudah sangat jarang orang Lampung yang bisa berbahasa daerah. “Maka, saya sangat senang ketika Bupati Lamsel mencanangkan kewajiban berbahasa daerah pada Hari Jum’at. Maka, kami marga legun kebandakhan Way Urang siap mendung berbagai program dari Bupati,”pungkasnya. (*)
Sumber: