Tak Pernah Berhenti Berucap Syukur, Pernah Jadi MVP DBL Radar Lampung
Manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang memutuskan. Mungkin kalimat ini dapat menggambarkan perjalanan Nahal Rizaq sampai akhirnya menyandang perwira peraih Adhi Makayasa 2016. Laporan Idho Mai Saputra, KALIANDA NAHAL RIZAQ tak pernah menyangka jika dia mampu meraih gelar Adhi Makayasa 2016. Apalagi gelar mentereng itu pernah juga diraih sejumlah tokoh nasional seperti Presiden RI ke-VI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 1973 silam. Bedanya SBY meraihnya pada institusi TNI sedangkan dia pada institusi Polri. Tak hanya itu calon Kapolri Tito Karnavian yang akan dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Kapolri di Istana Negara pada hari ini juga pernah menyandang gelar yang sama pada 1987 silam. Selama wawancara dengan Radar Lamsel di kediamannya di Gg. Pahlawan, Lingkungan Karang Agung, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda pada saat lebaran, Nahal Rizaq tak pernah berhenti mengucapkan kata syukur atas apa yang diraihnya itu. Dia kembali menegaskan bahwa apa yang diraihnya merupakan do’a semua orang khususnya keluarga dan teman-temannya. Nahal mengakui perjalanan panjang telah dilaluinya. Utamanya saat-saat dimana dirinya dihantui keresahan akan tempat berkuliah sejak bersekolah di SMA 2 Bandarlampung. Apalagi saat itu ayahnya, Drs. H. Azhari Alamsyah pensiun sebagai seorang pegawai negeri. Namun keteguhan hati membuatnya membulatkan tekad. Kebenciannya terhadap polisi dikala kecil dan remaja lambat laun terkikis oleh kedewasaan. Usai lulus dari SMA 2 Bandarlampung, pemuda ini pun membulatkan tekad dan memberanikan diri untuk mendaftar di akademi kepolisian (Akpol). Itu setelah dirinya mengetahui ada pembukaan Akpol dari kakak kelasnya yang juga Taruna Akpol bersosialisasi di sekolahnya. “Saat saya lulus SMA, orang tua saya sudah pensiun. Siapa lagi yang mau membiayai saya. Kakak-kakak saya juga belum ada yang menjadi orang sukses. Akhirnya, ada kakak tingkat yang mensosialisasikan Akpol ke sekolah dan kebetulan banyak teman yang berminat, jadi saya ambil Akpol sebagai pilihan utama. Alhamdulillah, saya bisa diterima meski dengan proses yang cukup melelahkan,” kenang Nahal. Niatnya mendaftarkan diri di Akpol juga didukung dengan aktivitas Nahal semasa bersekolah. Sejak dibangku SMP ternyata Nahal mengaktifkan diri dalam kegiatan organisasi sekolah. Bahkan, dia juga memimpin Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) semasa SMP dan SMA. Alhasil pengalamannya di organisasi sangat membantu Nahal dalam pendidikan di Akpol. Organisasi yang mengajarkan untuk terbiasa berbicara dimuka umum diakuinya sangat membantu saat pendidikan. “Pengalaman organisasi sekolah menjadi bekal yang sangat berharga bagi saya. Disana saya sudah menjadi terbiasa untuk berbicara di depan orang banyak. Jadi, saat pendidikan tidak ada lagi demam panggung atau grogi,” imbuh dia. Tidak cukup prestasi dibidang organisasi, selama dirinya bersekolah, Nahal memiliki prestasi akademik yang luar biasa. Sejak duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar hingga SMA, Nahal selalu meraih Rangking tertinggi dikelasnya. Begitu juga dibidang ekstrakulikuler, Nahal yang memiliki hobbi bermain basket ini terpilih sebagai most valuable player (pemain terbaik’red) Deteksi Basket League (DBL) yang digelar oleh Radar Lampung (grup Jawapos) pada tahun 2011.(bersambung)
Sumber: