Diserang OPT, Produksi Jagung Menurun
PALAS – Petani jagung di Kecamatan Palas menjerit. Hasil produksinya menurun lantaran serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terus menyerang tanaman jagung. Antara lain jamur, penggerek batang dan buah. Alhasil para petani di tiga desa yaitu Desa Sukaraja, Sukamulya dan Tanjungsari banyak yang merugi. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, serangan OPT itu memang membuat produksi jagung menurun dari biasanya. Produksi buah yang tak maksimal dan busuk batang, patah leher membuat jagung yang berusia 60 – 100 hari mati. Sukarni (49), anggota Poktan Budi Lestari Dusun Kuningan, Desa Tanjung Sari mengaku, dari dua hektar lahan miliknya setengah hektar tak dapat dipanen. Hal itu karena jagung yang berumur 100 hari hampir memasuki masa panen tiba-tiba mengalami patah leher, busuk batang kemudian mati. “Bukan hanya itu saja mas, akibat serangan OPT bobot pipilan jagung menyusut sampai 50 persen karena kualitas buah kecil dan gembos,” kata Sukarni kepada Radar Lamsel, Rabu (20/7). Senada dikatakan Sahdan (55) petani jagung warga Desa Sukaraja yang juga mengalami hasil produksi menurun. Menurut dia jagung dari satu hektar lahan miliknya setelah dipanen hanya menghasilkan 2,5 ton jagung. Padahal pada masa tanam sebelumnya dia mampu memproduksi jagung sebanyak 7 ton jagung pipilan.“Serangan OPT yang terjadi sulit kami kendalikan. Jadi, produksi kami benar-benar rusak,” ungkap dia. Sahdan berharap Pemkab Lamsel melalui satuan kerja terkait dapat melakukan pengawasan terhadap proses penanaman jagung. Pasalnya dirinya dan petani lainnya mengaku kewalahan dan tidak sedikit petani mengalami kerugian. “Saya berharap kepada pemerintah untuk memberikan solusi penaggulangan serangan OPT ini,” kata Sahdan. Terpisah, petugas Pengendalian Oragnisme Penganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Palas Sujono mengakui adanya serangan OPT tersebut. Bahkan, Sujono mengatakan, serangan OPT tak hanya terjadi di tiga desa tersebut. Namun juga menyerang hampir disemua sentra jagung diwilayah Palas Rejomulyo dan Kalirejo. “Sejauh ini yang kami lihat serangan OPT sifatnya hanya spot-spot. Saya akan kroscek ke lapangan, jika benar saya tentunya akan berupaya melakukan langkah penanggulangan,” kata Sujono. (red)
Sumber: