Musim Tanam Tiba Pupuk Harus Tersedia
Wagub Nunik Awasi Ketersediaan Pupuk
NATAR – Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim meninjau ketersedian pupuk di Kecamatan Natar. Wagub meminta ketersedian pupuk harus selalu ada, sebab petani pun tak keberatan membeli pupuk non subsidi asalkan barang tersedia. Nunik begitu sapaan karib Chusnunia Chalim dalam sidaknya menekankan bahwa petani merupakan tulang punggung sekaligus pendongkrak perekonomian. Terutama di tengah terpaan pandemi selama ini, Nunik menilai sektor pertanian tetap maju walhasil angka kemiskinan Lampung menurun 0,95 persen dimana penurunan kemiskinan terbesar terjadi di perdesaan. \" Yang berat petani itu sudah pupuk subsidi langka non subsidi pun tidak ada jadi kami minta kepada penyedia jangan sampai ini terjadi, karena pak gubernur selalu memikirkan petani petani, \" Kata Chusnunia Chalim saat sidak pupuk di Desa Kalisari, Kecamatan Natar, Selasa (18/1). Ketua DPW PKB Provinsi Lampung ini menegaskan perhatian lebih dari pemerintah untuk mencegah kekurangan pupuk juga menjadi buah pikiran dari Gubernur Lampung Arinal Djunaidi agar petani maju. \" Yang penting ada ketersediaan pupuk meski ada kenaikan harga tetapi pupuk itu harus ada, jangan sampai pas musim tanam pupuk tidak ada, \" Katanya. Soal ketersediaan pupuk di provinsi ini, Kadis Pertanian Provinsi Lampung Kusnardi menghimbau kepada kios pupuk agar lebih berhati-hati karena barang tersebut diawasi oleh negara. \"Barang diawasi negara tolong hati-hati, Kejagung, Kejati ikut mengawasi lebih ketat. Tatacara pesan pupuk harus diperhatikan, \" kata Kadis kepada kios pupuk. Niko setiawan Plt. Asisten Vice President PT. Pusri Wilayah Lampung mengharapkan kepada semua unsur pemerintah kabupaten, maupun provinsi Lampung terus menjaga kordinasi. Tujuannya agar petani tidak kekurangan pupuk. \" Dengan sinergi yang bagus ke depan petani khususnya di lampung sejahtera tanpa kekurangan pupuk baik subsidi mau pun non subsidi, \" katanya. Sementara di Kecamatan Palas, Ketua Gabpoktan Bina Tani Mandiri, Darsudin mengatakan ketersediaan pupuk subsidi di kecamatan itu aman. Darsudin mengaku tak kesulitan soal ketersediaan pupuk subsidi, hanya saja Darsudin cs mesti memutar otak lantaran jatah pupuk subisdi harus tetap ditambal dengan pupuk non subsidi. “ Pupuk subsidi di kios tersedia harganya stabil untuk Pupuk Urea Rp 112.500 dan NPK Rp 115.000. Tetapi petani masih kurang akan suplay pupuk subsidi karena kebutuhan 1 hektar bisa memakai 5 kwintal pupuk sementara yang kita terima hanya 116 kilogram saja,” ungkap Darsudin. Pentolan Gabpoktan Bina Tani Mandiri Desa Tanjungjaya itu mengatakan di bulan ini pihaknya kesulitan menemukan ketersediaan pupuk non subsidi jenis urea di Kecamatan Palas. “ Kalau pupuk subsidi tersedia di kios, yang susah itu pupuk non subsidi untuk saat ini,” jelasnya. Pada bagian lain, Distributor Pupuk Wilayah Palas, Hendri Epriansyah menjelaskan khusus wilayah Palas pihaknya sudah merealisasikan di minggu pertama sudah ada penyaluran ke kios-kios. Khusus Urea non subsidi, dia mengatakan ketersediaannya di bulan ini memang sedang sulit. “ Kayaknya stok disini belum ada permintaannya, kalau stok di Palembang itu tersedia. Sebenarnya begini, di awal tahun biasanya produsen fokus ke pupuk. Bisa tersedia asal ngambil di Palembang tetapi kalau ngambil di Palembang nggak bisa 1 – 2 ton,” ucap Hendri. Hendri mengatakan, jika bicara pupuk urea tahun lalu realisasinya 63 persen sementara tahun ini 58 persen dari angka RDKK. Pastinya petani bakal kekurangan pupuk. Dia tak bisa memastikan soal ketersediaan pupuk urea non subsidi tersedia kembali. “ Itu tergantung permintaan dari kios, karena non subsidi tak bisa asal dropping. Masalahnya kalau non subsidi harganya, kalau kita kirim ke kios nanti dianggapnya kita memaksakan kios. Memang pupuk non subsidi menjadi alternatif bagi petani untuk menutupi kebutuhan pupuk subsidi yang terbatas,” pungkasnya. Di sisi lain, Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setprov Lampung, Kusnardi mengungkapkan rencana panen empat kali dalam setahun akan diterapkan di masing-masing daerah di Lampung dengan luasan lahan 1000 hektar. \"Sebenarnya sudah kita lakukan, baru di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Waykanan sudah ada yang berhasil. Tapi kami akan coba di 15 Kabupaten/kota untuk minimal ada 1000 hektar yang ditanam,\" ungkap Kusnardi. Dia mengatakan, panen empat kali dalam setahun ini guna meningkatkan produktivitas lahan. Namun bisa saja tak sepenuhnya ditanam padi. \"Kalau sedang tidak musim hujan, bisa di tanamkan jagung. Karena bila air kurang tidak bisa dilaksanakan kita manfaatkan teknologi hemat air,\" tambahnya. Namun, hal ini masih terganjal beberapa persoalan. Seperti perilaku petani yang agak sulit dirubah, ancaman Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). \"Ya untuk perilaku petani harus kita ubah pelan-pelan. Kemudian memang yang mengancam ialah OPT yang dikhawatirkan semakin banyak karena makanannya itu-itu saja. Apalagi ini tersedia sepanjang tahun,\" tambahnya. Namun, Kusnardi mengatakan untuk memenuhi itu juga harus didukung dengan kesiapan bibit, sarana produksi harus disiapkan pupuk benih alat mesin yang penting permodalan juga seperti melalui KUR (kredit usaha rakyat). \"Pemprov Lampung akan berupaya membantu memenuhi kebutuhan petani itu semua melalui Kartu Petani Berjaya (KPB) yang bisa diakses para petani,\" tandasnya. (kms/vid)Sumber: