DBD Mewabah, Satu Meninggal

DBD Mewabah, Satu Meninggal

RAJABASA - Serangan nyamuk aedes aegypti milai meneror warga Kecamatan Rajabasa. Informasi yang diterima Radar Lamsel, dalam sepekan terakhir beberapa kasus DBD mulai mewabah di kecamatan yang terkenal dengan banyak destinasi wisatanya ini. Desa Canti, misalnya, selain malaria, serangan DBD jadi momok paling menakutkan. Pasalnya, seorang warga di Desa Canti yang bernama Dedek Haryono dikabarkan meninggal dunia akibat serangan DBD. Informasi itu diamini oleh aparatur desa setempat. \"Meninggal karena kena DBD. Tapi kemarin pihak desa sudah fogging,\" ujar Sekretaris Desa Canti, Asrorie, kepada Radar Lamsel, Senin (24/1/2022). Radar Lamsel menghubungi Kepala UPT Puskesmas Rajabasa, Khilmiah, S.Km. untuk memastikan data warga yang terkena serangan DBD. Khilmiah mengatakan saat ini pihaknya mendapati 4 kasus DBD, 1 kasus di Desa Rajabasa, sedangkan 3 kasus lainnya terjadi di Desa Banding. Khilmiah juga angkat bicara mengenai seorang warga Desa Canti yang meninggal karena DBD. Menurut Khilmiah, Dedek Haryono sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar Kalianda. Sayang, nyawa Dedek tidak tertolong lagi. \"Iya, sempat dirawatnya. Tapi sudah lama dulu dari rumah sakit. Sementara ini kalau malaria masih nol kasusnya,\" katanya. Khilmiah mengatakan kalau pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pencegahan supaya menekan laju angka DBD dengan melakukan fogging, dan penyelidikan epidemiologi (PE). Pada bagian lain, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sidomulyo kembali menemukan kasus Demam Berdarag Dengue (DBD) pada awal tahun ini. Sepanjang Januari ini telah menemukan 17 kasus DBD di empat desa dalam kurun waktu selama 25 hari terakhir. Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sidomulyo, Bambang mengatakan, meningkatnya instensitas hujan di bulan Januari ini haru menjadi atensi masyarakat Sidomulyo untuk mewaspadai munculnya penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegyti itu. “Meningkatnya curah hujan di Bulan Januari ini harus menjadi atensi bagi masyarakat. Supaya lebih waspada dengan ancaman serangan penyakit demam berdarah,” kata Bambang memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Senin (24/1) kemarin. Bambang menyebutkan, sepanjang Januari ini kasus DBD paling banyak ditemukan di Desa Sidorejo dan Desa Seloretno. Dimana di masing-masing dua desa ini ditemukan enam kasus DBD. Kemudian di Desa Sidodadi ditemukan tiga kasus dan Desa Sidowaluyo ditemukan dua kasus demam bedarah. “Sejak awal Januari sampai saat ini total sudah ditemukan 17 kasus. 14 orang sudah sembuh dan tiga orang lagi masih menjalani perawatan. Dari empat desa ini, serangan DBD yang paling dominan terjadi di Desa Sidorejo dan Seloretno,” sambungnya. Bambang menuturkan, sampai saat ini pihaknya masih menjalin koordinas dengan pemerintah kecamatan dan desa setempat agar terus menggalakkan menjaga kebersihan lingkungan kepada masyarakat. Pihak puskesmas juga terus melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala dan pengasapan di lingkungan masyarakat yang telah ditemukan kasus DBD. “Harapan kami masyakat juga terus waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Upaya ini kita lakukan agar kasus DBD ini tidak menyebar ke desa lain,” harapnya. (rnd/vid)

Sumber: