7 Kecamatan Bakal Diguyur Minyak Murah
500 Liter Tiap Titik, Harganya Rp 13.500 KALIANDA – Minyak goreng masih menjadi bahan pokok yang langka di sejumlah pasar. Hal ini membuat Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Lampung Selatan mengambil langkah dengan menggelar operasi pasar minyak goreng murah di tujuh kecamatan yang dimulai pada, Senin (14/2) hari ini. Rencananya, operasi pasar minyak goreng murah tersebut akan digelar di Kecamatan Natar, Jatiagung, Candipuro, Penengahan, Palas, Bakauheni, dan Kalianda. Minyak goreng tersebut akan dijual kepada masyarakat dengan harga Rp13.500 per liter nya. Kepala Disdagperin Lamsel, Dra. Injti Indriati mengatakan, dalam operasi pasar minyak goreng murah itu masing-masing kecamatan akan diguyur 500 liter minyak goreng. Hal ini dilakukan guna membantu masyarakat dalam memenuhi salah satu kebutuhan pokok tersebut. “Setiap titik akan kita sediakan 500 liter minyak goreng dengan harga Rp13.500 per liter. Setiap masyarakat mendapat jatah pembelian hanya 1 liter agar semua bisa kebagian,” ungkap Injti saat dikonfirmasi Radar Lamsel via sambungan telepon, Minggu (13/2) kemarin. Dia menerangkan, operasi pasar murah tersebut merupakan upaya pemerintah dalam menstabilisasikan harga beberapa bahan pangan. Khususnya minyak goreng yang saat ini mengalami tren kenaikan dalam beberapa bulan belakangan. “Dengan adanya operasi pasar ini, sedikitnya bisa meringankan beban Masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dan masyarakat mendapatkan harga minyak goreng sesuai harga HET dari pemerintah,” terangnya. Lebih lanjut dia mengatakan, pedoman pemerintah dalam menetapkan kebijakan harga komoditas pangan sangat jelas. Sebab menurutnya, ketersediaan pangan yang cukup akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan stabilitas sosial politik sebagai prasyarat untuk melaksanakan pembangunan. “Ketika terjadi kenaikan harga bahan pangan yang sangat membabani masyarakat, pemerintah tentunya harus melakukan intervensi. Salah satu upaya nyata yang dilakukan dalam membantu masyarakat adalah dengan melakukan Operasi Pasar ini,” pungkasnya. Minyak goreng kemasan yang ditetapkan satu harga Rp 14 ribu per liter oleh pemerintah pusat bak barang ghoib. Sehari sejak penetapan satu harga oleh pemerintah pusat, konsumen sudah tidak lagi menjumpai minyak murah di toko retail. Ironisnya, pasar tradisional yang digadang-gadang bakal menerapkan satu harga justru tidak terjadi. Bahkan minyak goreng bermerek sunco dijual di pasar tradisional tembus Rp 43 ribu per 2 liternya. “ Minyak goreng Rp 14 ribu tidak ada barangnya. Minyak sunco per 2 liter kami jual Rp 43 ribu,” kata penjual di pasar Inpres Kalianda, belum lama ini. Salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Natar bernama Indri (35) mengatakan HET yang ditetapkan pemerintah itu belum bisa diterapkan, sebab pihaknya juga mengeluarkan modal untuk membeli minyak goreng lebih dari itu. \"Ya kalau modalnya saja udah diatas Rp 15 ribu, bagaimana kami mau jual Rp 14 ribu pak,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel. Ia menambahkan, selain harga yang tidak jelas ketersediaan juga sulit sehingga konsumen tidak memiliki pilihan. \"Minyak kan kebutuhan pokok, jadi konsumen mau tidak mau harus beli,\" tuturnya. Sementara itu pantauan Radar Lamsel dibeberapa toko ritel dan swalayan di Kecamatan Natar ketersediaan minyak goreng minim bahkan berkali-kali kosong. (idh)
Sumber: