Berdesakan Demi Panaskan Penggorengan

Berdesakan Demi Panaskan Penggorengan

RAJABASA – Kemarau panjang melanda dapur rumah tangga. Kegaduhan serta ingar-bingar kelangkaan minyak goreng membuat ratusan IRT rela berdesakan demi memanaskan penggorengan. bahkan jika harus menabrak protokol kesehatan sekalipun. Pada kasus minyak goreng, teori ketergantungan Andre Gunder Frank amat jelas. Kerja-kerja ekopol (ekonomi dan politik) patut dihadirkan agar kegaduhan ini tak terpelihara seperti trend demokrasi liberal. Sangking butuhnya warga terhadap cairan pemanas panci tersebut, hanya setengah jam sebanyak 500 liter minyak goreng murah Rp 13.500 ludes di pinggir laut Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, tempat digelarnya Musrenbangcam sekaligus pasar murah. Rina (34) satu diantaranya, dirinya rela mengantre untuk mendapatkan minyak goreng murah tersebut lantaran saat ini susah didapatkan. Meskipun, dalam operasi pasar minyak goreng murah itu hanya boleh membeli satu liter per orang. \"Sekarang lagi susah nyari minyak goreng. Mumpung ada ya langsung kita beli aja, gak apa-palah ngantre dikit,\" kata Rina, Rabu (16/2/2022). Inah (46) warga lainnya mengaku terbantu dengan adanya gelaran operasi pasar minyak goreng murah tersebut. Sebab, kata dia, saat ini masih ada oknum yang menjual harga minyak goreng dengan harga tinggi. \"Alhamdulillah, minyak goreng murah ini sedikit membantu kebutuhan kita. Karena ada juga beberapa orang yang memanfaatkan kelangkaan minyak goreng ini dengan menjual harga tinggi,\" ucap Inah. Dari pantauan, meski pihak penyelenggara sudah berupaya mengimbau terkait penerapan protokol kesehatan, ratusan ibu rumah tangga itu terlihat ramai mengantre. Tak sampai setengah jam, minyak goreng murah yang tersedia di posko ludes terjual. Kepala Disdagperin Lamsel, Dra. Injti Indriati mengatakan, pihaknya mengaku sudah berupaya mengimbau terkait prokes pada pelaksanaan operasi pasar tersebut. Namun, kata injti, antusias warga untuk mendapatkan minyak goreng murah tersebut tak bisa dibendung. \"Kita sudah coba imbau kepada warga, namun antusias warga ini susah di tebak. Terkait prokes, sebelumnya kita juga sudah koordinasi dengan tim satgas di kecamatan. Jadi kerumunan itu perlahan kita urai. Dilain sisi, minyak goreng murah saat ini memang sedang dibutuhkan. Jadi bingung juga, kalau mau kita berhentikan operasi pasar ini sementara warga juga sedang butuh,\" pungkas Injti. Keterbatasan stok minyak goreng di pasar murah tersebut menjadi masalah bagi yang tidak kebagian, kelompok model ini hanya bisa gigit jari saat stok yang dijajakan pemerintah ludes diserbu warga Operasi pasara minyak goreng murah yang digelar bersamaan dengan kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam) ini juga rentan tak tepat sasaran. Bahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ikut dalam kegiatan Musrembangcam di Candipuro belum lama ini, ambil kesempatan untuk membeli minyak goreng murah. Kadek (32) salah satu warga Desa Sinar Pasemah mengaku kecewa lantaran kebagian minyak goreng murah yang dijual oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan di Musrenbangcam Kecamatan Candipuro, Selasa (15/2) lalu. \"Ya kecewa, Mas. Jauh-jauh datang gendong anak tapi sampai lokasi gak kebagian minyak karen kuponnya sudah habis,\" kata Kadek kepada Radar Lamsel, di Desa Sinar Pasemah. Kadek menuturkan, di tengah kelangkaan saat ini, kuota minyak goreng yang disediakan oleh Disperindag tentu saja masih jauh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan menurut ibu rumahtangga ini, pemerintah seharusnya menyesuaikan kuota minyak goreng yang akan dijual dengan jumlah masyarakat. \"Harusnya jumlah masyarakatnya dihitung dulu baru disesuaikan dengan jumlah minyak gorengnya. Supaya seimbang gitu loh, masyarakat sekarang lagi susah cari minyak goreng karena langka,\" sambungnya. Hal senada juga diutarakan oleh Rina (42) Warga Desa Karang Pucung, Kecamatan Way Sulan. Ia tak kebagian minyak goreng lantaran ketinggalan antrean karena tak mendapat sosialisasi bakal ada pasar murah minyak goreng. \"Saya baru dateng, telat. Karena sebelumnya enggak ada sosialisasi gak ada pemberitahuan,\" sambungnya. Rina juga mengaku, sepakan terakhir minyak goreng di wilayahnya selain langka juga mahal. Ia mengharapkan pemerintah bisa kembali menurunkan harga minyak goreng seperti semula. \"Harga di pasar mahal Rp 18.000  per liter susah juga nyarinya. Harapan masyarakat pemerintah bisa menurunkan lagi harga minyak supaya enggak susah dan tenang cari minyak goreng,\" tambahnya.(idh/vid/red) 

Sumber: