Butuh 840 Ribu Liter Per Hari

Butuh 840 Ribu Liter Per Hari

TANJUNGBINTANG - Kebutuhan minyak goreng di Provinsi Lampung per bulannya mencapai 840 ribu liter. Jumlah ini merupakan akumulasi dari total penduduk Lampung yang membutuhkan sekitar 70 miligram minyak per kapita setiap harinya. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, M. Zimmi Skil. \"Iya jadi dengan kebutuhan minyak goreng kita per kapita per harinya 70 miligram. Maka dikalikan dengan 9 juta total penduduk maka setiap bulannya butuh 840 ribu liter,\" ungkap Zimmi. Sebelum terjadi kelangkaan minyak goreng, Disperindag mencatat kebutuhan minyak goreng di Lampung dapat dipenuhi dengan adanya produsen minyak goreng serta distributor yang berproduksi setiap harinya. Untuk produsen seperti PT. Tunas Baru Lampung, Sari Agro Tama Persada, Bulog, PT. Sinar Laut, PT. Domus, PT. Asia Menara Sentosa, Wilrika Citra Mandiri dan Anugerah Jaya Cemerlang. Sementara distributor seperti PT. Harapan Makmur, CV. Fajar Lestari, Bulog, PT. Sinar Laut, PT. Domus, PT. Fajar Laut, PT. Asia Menara Sentosa, PT. Wahana Tirtasari Lampung dan PT. Fokus. Kemudian ditempat berbeda, Kepala Dinas Perindag Provinsi Lampung, Elvira Umihanni mengatakan Lampung memang memiliki tiga perusahaan yang memproduksi minyak goreng. Seperti PT Bumi Waras, PT Sinar Laut, dan PT Domus Jaya. \"Tapi dari ketiga produsen itu ada yang saat ini tidak produksi, seperti Sinar Laut,\" ungkap Elvira. Produksi yang dapat di capai PT BW per bulannya mencapai 400 ribu liter minyak goreng. Sementara PT Domus Jaya bisa memproduksi sekitar 350 ribu liter per bulannya. Kelangkaan minyak goreng juga dikeluhkan warga Kecamatan Tanjung Bintang. Akibat kelangkaan tersebut harga jual dipasaran melambung tinggi. Salah satu pedagang gorengan, Hartono(33) mengeluh, selain susah didapat khususnya di wilayah Tanjung Bintang, harga minyak goreng juga didapati melambung tinggi hingga mencapai Rp. 43 ribu dalam ukuran dua liter. \"Yang jelas saya merasa keberatan dengan harga segitu, tapi ya mau bagaimana mas orang namanya kebutuhan, mau naikin harganya juga nggak mungkin,\" Ucapnya kepada Radar Lamsel di Pasar Tradisional Tanjung Bintang, Kamis (17/2). Padahal Pemerintah sendiri jelas dia, sudah menetapkan Harga Eceran Tetap (HET) dikisaran Rp. 14 ribu per liter, bahkan belum lama ini, Kemendag juga mengumumkan harga minyak hanya kisaran Rp 11.500 saja. \"Padahal kalau saya baca-baca itu harganya cuma Rp. 14 ribu, tapi disini kok harganya bisa sampai Rp. 23 ribu satu liter. Apalagi sekarang kalo nggak belanja pagi banget pasti susah dapet minyak goreng,\" Kata dia. Senada, salah satu Ibu Rumah Tangga (IRT) di Desa Jatibaru, Aminah juga membenarkan bahwa di wilayah Tanjung Bintang memanglah langka. Bahkan menurutnya, di sejumlah toko swalayan terdekat ia juga kerap kehabisan. \"Iya susah dapetnya sekarang. Kadang nitip tetangga saya yang kerjanya di Alfamart juga selalu kehabisan. Kenapa bisa langka gini ya? Padahal kayanya sawit ya nggak kekurangan. Kalau di Mall dibatasi, satu orang hanya bisa beli satu,\" Imbuhnya. (rif/rnn)

Sumber: