Program Sembako Mulai Dirupiahkan

Program Sembako Mulai Dirupiahkan

KALIANDA - Bantuan Program Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada periode awal tahun ini akan disalurkan dalam bentuk tunai. Dinas Sosial Lampung Selatan, juga mulai mengambil langkah untuk mengatur pola penyaluran bantuan tersebut. Guna mencegah terjadinya kerumunan pada saat penyaluran bantuan di tengah lonjakan penyebaran Covid-19 saat ini. Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Lampung Selatan Yudhius Irza mengatakan, penyaluran bantuan BPNT dalam bentuk tunai ini sebagai upaya percepatan penyaluran bantuan sosial. \"Berdasarkan surat instruksi Kementerian Sosial upaya penyaluran bantuan BPNT dalam bentuk tunai ini salah satu upaya percepatan penyaluran bansos. Bantuan akan disalurkan lewat kantor pos. Kita juga sudah menerima surat instruksi dari Propinsi terkait penaluran bantuan ini,\" kata Yudhi memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Senin (21/2) kemarin. Yudhi menjelaskan, penyaluran bantuan akan akan dilakukan dengan tiga pola yaitu, pembayaran melalui komunitas, kantor pos dan diantar ke rumah KPM, kemudian pembayaran melalui E-Warung. \"Besok kita akan koordinasi dengan Kantor Pos untuk membahas teknis pembayaran bantuan. Ada empat pola pembayaran, ini dilakukan guna mencegah kerumunan di tengah lonjakan Covid-19 saat ini,\" sambungnya. Ia juga mengungkapkan, untuk di Lampung Selatan ada 45 ribu KPM program sembako. Dimana bantuan untuk periode Januari hingga Maret mulai disalurkan pada pekan ini. \"Pekan ini penyaluran mulai berjalan KPM menerima bantuan sebesar Rp 600 ribu untuk periode Januari sampai Maret. Sementara untuk periode selanjutnya menunggu instruksi Kemensos apakah mau disalurkan dalam bentuk komiditas pangan atau tunai,\" pungkasnya. Kabar tersebut disambut menjadi kabar baik bagi penerima manfaat yang memang mendambakan bantuan program sembako atau BPNT untuk bisa diuangkan. Mengingat proses pencairan berupa sembako dianggap terlalu ribet ihwal pengambilannya. “ Ribet kalau harus mengantre untuk ambil sembakonya di e-Warong, belum lagi kalau berbulan-bulan dicairkan dalam sekali, sembako yang menumpuk jadi tidak relevan lagi, terutama beras dan telur yang sangat rentan kutuan dan busuk,” kata Yul (40) KPM program sembako asal Kalianda. Di sisi lain, jika bantuan program sembako itu dapat diuangkan secara tunai, maka managemen pembelanjaan sembako dari uang hasil pencairan tersebut dikontrol oleh KPM sendiri. Sehingga KPM dapat mengatur kebutuhan pokok yang hendak dibeli. “ Kalau berupa uang, kami tidak saja dapat beras, telur dan buah. Bisa di variasikan, beli ikan misalnya atau beli minyak goreng dan susu. Kalau tidak diuangkan, tentu saja kami tidak dapat komoditas seperti minyak dan susu. Itu sisi postifinya, kami tentu mendukung dan antusias dengan keputusan bagus ini,” ucap KPM asal Palas menyuarakan dukungan ihwal penyaluran tunai program sembako.il

Sumber: