Debu Erupsi Terasa di 3 Kecamatan
RAJABASA - Status Gunung Anak Krakatau (GAK) telah beralih dari level II ke level III. Artinya, kondisi gunung berapi itu dinyatakan siaga. Pihak Pos Pemantau GAK Hargopancoran menyebut status baru itu terhitung sejak 24 April 2022, sekitar pukul 18.00 WIB. Walau begitu, tubuh GAK tidak mengalami perubahan. \"Belum ada, belum terlihat,\" ujar Kepala Pos Pemantau GAK Hargopancoran, Andi Suwandi, saat dihubungi Radar Lamsel, Senin (25/4/2022). Bila diperhatikan secara jelas, ada perubahan visual jika diamati oleh Pos Pemantau GAK. Gunung yang sarat akan sejarah ini mulai mengeluarkan lava. Kondisi itu diperjelas dengan keluarnya asap dari kawah bertekanan kuat. Warna asap putih kelabu memiliki intensitas tebal dengan ketinggian 3.000 meter. Laporan yang diterima Radar Lamsel menyebutkan bahwa sesekali suara gemuruh letusan dari Gunung Anak Krakatau, tepatnya terdengar di Pos PGA Pasauran. Tremor menerus terekam dengan amplitudo 40-55 mm dengan dominasi 50 mm. Wisatawan/masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif. \"Sampai (Senin) sore lavanya tidak keluar lagi. Lama atau tidaknya perubahan status itu keputusan pusat,\" katanya. Sementara itu, beberapa warga desa di Kecamatan Rajabasa merasakan dampak erupsi Gunung Anak Krakatau. Obi (34), warga Desa Banding, mengatakan kalau matanya merasakan perih akibat hujan debu sejak pukul 18.30 hingga 24.00 WIB, Minggu. Namun warga tidak ada yang mencium bau belerang seperti biasa. \"Kerasa di mata dan cahaya debunya. Pokoknya kalau angin selatan pasti ke arah kita, Bakauheni, Rajabasa dan Kalianda,\" katanya. Sebelum statusnya verubah ke level III, GAK sempat mengalami erupsi berturut-turut selama 3 hari. Terhitung sejak Jumat hingga Minggu (24/4/2022). Selama periode itu, gunung berapi ini telah berkali-kali mengembuskan abu dari tubuhnya. Namun masyarakat tak perlu khawatir, karena status GAK masih level II atau waspada. Informasi yang diterima Radar Lamsel, pada Jumat (22/4/2022) lalu, GAK mengalami erupsi sebanyak 8 kali. Kemudian pada Sabtu (23/4/2022), tremor menerus terjadi di tubuh GAK. Bahkan sampai pukul 15.50 WIB, Minggu kemarin, GAK masih tremor dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Laporan gunung api yang disampaikan oleh Pos Pemantau GAK Hargopancoran menyebutkan kondisi meteorologi cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dan selatan. Suhu udara 27-33 celsius, disertai dengan kelembaban udara 46-75 persen. Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-III. (rnd)
Sumber: