Program IMTF Bikin Tekor Kepsek dan Pamong Kecamatan

Program IMTF Bikin Tekor Kepsek dan Pamong Kecamatan

KALIANDA - Program Indonesia Millenial Teacher Festival (IMTF) masih berlangsung hingga di Ballroom Swissbell Hotel, Bandar Lampung. Rupanya acara itu tak hanya dihadiri oleh kalangan guru dan kepala sekolah saja. Ada juga pejabat teras Pemkab Lamsel yang turut hadir dan menyaksikan. Acaranya pun berlangsung meriah. Wajar, karena pihak promotor mengundang beberapa bintang tamu dengan nama mentereng. Salah satunya Kak Seto. Siapa yang tidak kenal dengan pria bernama lengkap Seto Mulyadi. Sosok yang menjadi idola bagi anak-anak. Tetapi jauh sebelum acara ini diselenggarakan, kehadirannya sudah menuai kontroversi secara halus. Memang kelihatannya mayoritas peserta nampak setuju dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh PT Asia Wisata Indonesia. Tetapi fakta di dalamnya, tak sedikit pihak merasa terbebani. Informasi yang diterima Radar Lamsel, peserta diwajibkan membeli tiket seharga Rp100 Ribu sampai Rp150 ribu supaya bisa ikut di kegiatan yang berlangsung selama 3 hari itu. Bahkan ASN yang bukan berstatus guru pun diwajibkan membeli tiket kegiatan yang bertema pendidikan guru itu.

\"Di sini guru honornya ada 6, tapi yang ikut cuma 1 (orang). Biayanya ditanggung BOS,\" ujar salah satu guru di Kecamatan Penengahan kepada Radar Lamsel.
Sumber Radar Lamsel juga menyebut kalau kegiatan itu memang sudah dirancang dengan matang. Pamong yang menduduki wilayah kecamatan menjadi korban todong kegiatan itu. Mereka diminta secara lembut untuk mengeluarkan duit sebesar Rp3,5 juta yang dipakai untuk membeli tiket kegiatan IMFT.
\"Waktu itu, kan, habis rapat tuh. Saya tidak bisa sebut (tempat rapatnya) di mana. Tapi emang diminta ngeluarin duit segitu buat beli tiketnya,\" ujarnya.
Sumber yang sama menyebut kalau para pamong bingung dengan kebijakan itu. Pasalnya, duit untuk mendukung kegiatan IMTF yang jadi program salah satu stasiun televisi swasta itu tidak ada di dalam pos anggaran pemerintah kecamatan. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka terpaksa merogoh kocek dari kantong pribadi.
\"Harga 1 tiket Rp100 ribu, jadi duit Rp3,5 juta itu buat 35 orang. Buat ibu-ibu PAUD, ibu-ibu TP-PKK, sama orang-orang kantor (kecamatan),\" ujarnya. (rnd)

Sumber: