Musuh Bersama itu Bernama ’Stunting
CANDIPURO – Stunting menjadi dalang terhambatnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Di Lampung Selatan saja masih banyak balita yang belum lepas dari bekapan stunting. Berangkat dari alasan tersebut, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Lampung Selatan memulai Rodshow Program Swasembada Gizi dan Penguatan Kapasitas TPPS Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Kecamatan Candipuro, Senin (11/7/2022). Duta Swasembada Gizi Lampung Selatan Hj. Winarni Nanang Ermanto menuturkan, dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam segala sektor, baik kesehatan, pendidikan dan sosial, dibutuhkan kesatuan langkah dan program dari seluruh pemangku kepentingan. Kemudian, dari pembangunan SDM itu nantinya akan terlihat peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari suatu wilayah. Yang mana saat ini, kata Winarni, IPM di Kabupaten Lampung Selatan berada pada angka 68,49.
“Pembangunan itu harus imbang, bukan hanya pembangunan infrastruktur, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan SDM, SDM berkualitas harus terwujud, kita hafus bersama-sama bersinergi untuk pengelolaan SDM. Ini dibutuhkan sinergi dari seluruh stakeholder,” katanya.Lebih lanjut Winarni mengungkapkan, faktor terberat yang menghambat peningkatan kulitas SDM di Indonesia adalah permasalahan stunting. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi permasalahan stunting, melalui program-program gerakan swasembada gizi.
“Kita harus mencetak proyek kita, pembangunan generasi kita, kalau generasi yang kita siapkan nanti stunting, Indonesia gak maju, disinilah tugas kita memajukan Indonesia, mencetak generasi unggul Lampung Selatan,” katanya.Dirinya juga berpesan kepada seluruh TPPS tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan untuk terus bersinergi, meningkatkan kebersamaan serta koordinasi dalam menjalankan program-program swasembada gizi di Kabupapten Lampung Selatan.
“Tiap pertemuan itu disampaikan apa tugasnya, saling sharing, nanti akan menyatu, ternyata apa yang menjadi tugas kader ini akan berkaitan. Oh tugas KPM itu apa? TPK harus tahu. Karena kita akan berkolaborasi untuk Indonesia maju, kita lakukan bareng-bareng. Jadi jangan ego,” pungkasnya.Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Rikawati, S.STP., M.M. menjelaskan, kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas serta penguatan koordinasi dan konsolidasi TPPS pada tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa dalam melaksanakan program swasembda gizi.
“Peningkatan kapastitas gerakan swasembada gizi, Koordinasi dan konsolidasi tim dari tingkat kabupaten, kecamatan dan desa serta kader penggerak. Monitoring perkembangan gerakan swasembada gizi, pelayanan stunting yang akan dan telah dilakukan di tingkat kecamatan dan desa,” jelasnya.Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Erdiyansyah, S.H., M.M., dirinya menyampaikan roadshow ini merupakan salah satu bentuk komitmen yang dilakukan oleh seluruh TPPS, dalam menuntaskan permasalahan stunting di Lampung Selatan.
“Dengan roadshow ini kita tetap bertekad untuk menuntaskan stunting di Lampung Selatan, zero stunting. Bu Kades pak Kades jangan bosan-bosan, alhamdulillah di tahun 2022 prevalensi stunting menurun, tugas yang utama, tiap desa itu wajib membentuk TPPS, ini tugas kita bersama, dilakukan bersama-sama,” kata Erdiansyah.Pada kesempatan yang sama, Plt. Camat Candipuro Achmad Solatan Nurohman mengungkapkan, guna mempercepat penurunan stunting di wilayahnya, dirinya beserta jajaran telah membentuk 1 TPPS Kecamatan, 14 TPPS Desa serta 41 TPK yang tersebar di 14 desa. Kemudian, dalam memperkuat komitmen dalam melaksanakan program swasembada gizi, dirinya juga telah membuat Momerandum of Understanding (MoU) antara seluruh pemangku kepentingan di tingkat Kecamatan Candipuro.
“Kami melakukan pembekalan kepada tim kecamatan dan desa, sehingga program bisa berjalan dengan terintegrasi dan sinkron. Monitoring pelayanan, seperti Posyandu, serta melakukan pendampingan fasilitasi lanjutan,” ungkapnya.Solatan juga mengungkapkan, angka prevalensi stunting di Kecamatan Candipuro terus mengalami penurunan dari tahun 2019 hingga tahun 2022. Dimana, pada tahun 2019 terdapat 400 anak yang mengalami stunting, turun pada tahun 2020 menjadi 192 anak, turun kembali pada tahun 2021 menjadi 98 anak dan tahun 2022 terdapat 89 anak.
Kegiatan ini diikuti oleh TPPS Kecamatan, Desa serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan Desa, Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kader KB. Kegiatan yang berlangsung di Desa Beringin Kencana, Kecamatan Candipuro ini menjadi lokasi pertama dilaksanakannya Roadshow, yang diinisiasi oleh Ketua TPPS Lampung Selatan Hj. Winarni Nanang Ermanto beserta tim. (rls)“Alhamdulillah angka prevalensi di Candipuro mengalami penurunan. Kemudian, solusi dalam rangka intervensi pencegahan stunting, diharapkan masyarakat mudah mengakses layanan KIA, KB, air minum dan sanitasi, sosial serta PAUD Holistik Integratif,” ungkapnya lebih lanjut. Sementara,
Sumber: